WhatsApp Icon

Zakat Penghasilan: Mengapa Zakat Gaji Wajib Ditunaikan? Ini Dalil dan Hikmahnya

26/11/2025  |  Penulis: Humas

Bagikan:URL telah tercopy
Zakat Penghasilan: Mengapa Zakat Gaji Wajib Ditunaikan? Ini Dalil dan Hikmahnya

Zakat Penghasilan: Mengapa Zakat Gaji Wajib Ditunaikan? Ini Dalil dan Hikmahnya

Zakat penghasilan atau zakat gaji merupakan salah satu bentuk zakat yang memiliki peran besar dalam kehidupan umat Islam di era modern. Meskipun istilah “zakat penghasilan” tidak disebutkan secara eksplisit dalam Al-Qur’an dan hadis, para ulama kontemporer sepakat bahwa penghasilan dari pekerjaan yang halal termasuk dalam harta yang wajib dizakati. Hal ini didasarkan pada kaidah umum syariat Islam yang mewajibkan zakat atas setiap harta yang berkembang dan memiliki nilai ekonomi.

Salah satu dalil utama tentang kewajiban zakat terdapat dalam firman Allah SWT: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka” (QS. At-Taubah: 103). Ayat ini menegaskan bahwa zakat berfungsi sebagai sarana penyucian harta dan jiwa. Harta yang dimaksud para ulama bukan hanya terbatas pada emas, perak, dan hasil pertanian, tetapi juga mencakup penghasilan dari profesi atau pekerjaan yang menjadi sumber utama pendapatan masyarakat modern.

Dalil lain yang memperkuat kewajiban zakat penghasilan adalah kaidah qiyas (analogi) dengan zakat emas dan perak. Penghasilan berupa uang pada dasarnya setara dengan emas dan perak pada masa lalu sebagai alat tukar dan penyimpan nilai. Karena itu, ketika penghasilan telah mencapai nisab senilai 85 gram emas dan melebihi kebutuhan pokok, maka wajib dikeluarkan zakatnya sebesar 2,5%. Banyak ulama juga membolehkan zakat penghasilan ditunaikan langsung setiap menerima gaji, tanpa harus menunggu haul, sebagai bentuk kemudahan bagi umat.

Dari sisi hikmah, zakat gaji mengandung pelajaran penting tentang kepedulian sosial dan empati. Islam tidak menghendaki adanya kesenjangan tajam antara yang kaya dan yang miskin. Dengan zakat, orang yang memiliki kelebihan rezeki diajak untuk berbagi secara teratur dan terukur. Ini bukan sekadar amal sukarela, tetapi kewajiban yang mengikat dan mendidik jiwa agar tidak terjebak dalam sifat kikir dan cinta dunia berlebihan.

Zakat penghasilan juga menjadi instrumen pemberdayaan umat. Dana zakat yang terkumpul dapat digunakan untuk berbagai program sosial, seperti bantuan pendidikan, layanan kesehatan, modal usaha kecil, hingga bantuan kemanusiaan. Dengan pengelolaan yang profesional oleh lembaga resmi, zakat bukan hanya bersifat konsumtif, tetapi juga produktif, mampu mengangkat mustahik menjadi mandiri dan berdaya.

Selain manfaat sosial, zakat gaji juga menghadirkan ketenangan batin bagi muzakki (pemberi zakat). Ketika seseorang menunaikan zakat dengan ikhlas, ia merasa hartanya lebih bersih dan hidupnya lebih berkah. Rasa cemas terhadap rezeki berkurang karena ada keyakinan bahwa Allah SWT adalah sebaik-baik pemberi rezeki. Rasulullah SAW bersabda bahwa harta tidak akan berkurang karena sedekah, melainkan justru bertambah dalam keberkahan.

Kesimpulannya, zakat penghasilan adalah kewajiban yang memiliki dasar dalil yang kuat dan hikmah yang luas. Bukan hanya menyucikan harta, tetapi juga menumbuhkan kepedulian sosial, mempererat ukhuwah, dan menciptakan keadilan dalam masyarakat. Dengan menunaikan zakat gaji secara rutin, seorang Muslim telah menjalankan perintah Allah sekaligus berkontribusi nyata untuk kebaikan umat.

Bagikan:URL telah tercopy
Info Rekening Zakat

Info Rekening Zakat

Mari tunaikan zakat Anda dengan mentransfer ke rekening zakat.

BAZNAS

Info Rekening Zakat