Artikel Terbaru
Sedekah dan Keutamaan Orang Bersedekah
Sedekah
Sedekah merupakan kata yang sangat familiar di kalangan umat Islam. Sedekah diambil dari kata bahasa Arab yaitu “shadaqah”, berasal dari kata sidq (sidiq) yang berarti “kebenaran”. Menurut peraturan BAZNAS No.2 tahun 2016, sedekah adalah harta atau non harta yang dikeluarkan oleh seseorang atau badan usaha di luar zakat untuk kemaslahatan umum.
Sedekah merupakan amalan yang dicintai Allah SWT. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya ayat Al-Qur’an yang menyebutkan tentang sedekah, salah satunya dalam surat Al-Baqarah ayat 271,
“Jika kamu menampakkan sedekah (mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu, dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al-Baqarah: 271).
Keutamaan Sedekah
1. Sedekah Tidak Mengurangi Harta
“Sedekah adalah ibadah yang tidak akan mengurangi harta, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda untuk mengingatkan kita dalam sebuah riwayat Muslim, “sedekah tidaklah mengurangi harta.” (HR. Muslim). Mengapa sedekah tidak akan mengurangi harta? Karena meskipun secara tersurat harta terlihat berkurang, namun kekurangan tersebut akan ditutup dengan pahala di sisi Allah SWT dan akan terus bertambah kelipatannya menjadi lebih banyak. Hal ini merupakan janji Allah yang termaktub dalam surat Saba “Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezeki sebaik-baiknya.” (QS. Saba’: 39).
2. Sedekah Menghapus Dosa
Sebagai makhluk Allah SWT yang tak luput dari dosa, umat Islam senantiasa diberikan berbagai keistimewaan agar berkesempatan untuk bertaubat dan menghapus dosa-dosanya dengan cara yang yang diridhai oleh Nya. Salah satunya dengan sedekah.
Sedekah merupakan ibadah yang istimewa, ia dapat memudahkan kita dalam menghapus dosa-dosa. Rasulullah SAW pernah bersabda “Sedekah itu dapat menghapus dosa sebagaimana air itu memadamkan api. (HR. At-Tirmidzi).
3. Sedekah Melipatgandakan Pahala
Sedekah memberikan banyak keistimewaan kepada pelakunya, salah satu diantaranya adalah Allah SWT akan memberikan pahala yang banyak untuk orang yang bersedekah. Allah SWT berfiman,
“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (Qs. Al Hadid: 18)
Itulah beberapa keistimewaan sedekah. Begitu banyak nikmat Allah dalam bersedekah, semoga kita termasuk ke dalam orang orang yang diringankan dalam melakukan ibadah istimewa ini. Aamiin.
Mari salurkan sedekah anda melalui BAZNAS Trenggalek :
Rekening infaq/sedekah :
Bank Jatim 0222411114
BSI 7555557587
BRI 017701016626538
Setiap rupiah yang Anda titipkan akan disalurkan kepada yang berhak, menjadi jalan kebaikan dan keberkahan bersama. Bersama BAZNAS, kita hadirkan senyum dan harapan untuk sesama.
ARTIKEL17/10/2025 | Humas
Amalan Hari Jumat yang Membawa Keberkahan dan Pahala Besar
Hari Jumat adalah hari yang sangat istimewa dalam Islam. Rasulullah menyebut hari ini sebagai sayyidul ayyam atau penghulu segala hari. Pada hari Jumat, banyak peristiwa besar terjadi, salah satunya adalah penciptaan Nabi Adam AS. Karena itu, Allah dan Rasul-Nya menjadikan Jumat sebagai hari penuh keberkahan yang memiliki kedudukan tinggi dibanding hari-hari lainnya.
Dalam kehidupan modern saat ini, banyak orang menganggap Jumat sekadar hari terakhir menjelang akhir pekan. Padahal, bagi umat Islam, hari Jumat adalah momen emas untuk memperbanyak ibadah, memperkuat hubungan dengan Allah, dan mengumpulkan pahala sebanyak-banyaknya. Dengan melakukan amalan hari Jumat, seorang muslim dapat membuka pintu keberkahan dunia sekaligus kebahagiaan akhirat.
Dalil Keutamaan Hari Jumat
Hari Jumat memiliki keutamaan yang ditegaskan dalam Al-Qur’an dan hadis Rasulullah.
Allah SWT berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila diseru untuk melaksanakan shalat pada hari Jumat, maka segeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkan jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”(QS. Al-Jumu’ah: 9)
Selain itu, Rasulullah bersabda:
“Sebaik-baik hari yang pada hari itu matahari terbit adalah hari Jumat. Pada hari itu Adam diciptakan, pada hari itu ia dimasukkan ke surga, dan pada hari itu ia dikeluarkan darinya.” (HR. Muslim)
Dari dalil-dalil tersebut, jelas bahwa Jumat bukanlah hari biasa, melainkan hari istimewa yang memiliki banyak keutamaan dan kesempatan untuk mendulang pahala.
Amalan Hari Jumat yang Dianjurkan
1. Mandi Sunnah Jumat Sebelum Shalat Jumat
Salah satu amalan yang sangat dianjurkan adalah mandi sunnah sebelum berangkat ke masjid untuk shalat Jumat. Rasulullah bersabda:
“Barang siapa mandi pada hari Jumat kemudian berangkat (ke masjid) pada waktu yang paling awal, maka ia seperti berkurban seekor unta…” (HR. Bukhari dan Muslim)
Mandi sunnah Jumat bukan hanya memberikan pahala, tetapi juga menjaga kebersihan diri, sehingga jamaah yang berkumpul di masjid merasa nyaman.
2. Membaca Surah Al-Kahfi
Membaca Surah Al-Kahfi di hari Jumat juga merupakan sunnah yang penuh berkah. Rasulullah bersabda:
“Barang siapa membaca Surah Al-Kahfi pada hari Jumat, maka akan terpancar cahaya untuknya di antara dua Jumat.” (HR. Al-Hakim)
Dengan membaca Surah Al-Kahfi, seorang muslim mendapatkan cahaya petunjuk dan perlindungan dari fitnah, termasuk fitnah Dajjal.
3. Memperbanyak Doa dan Shalawat kepada Nabi Muhammad
Hari Jumat juga disebut sebagai hari yang paling utama untuk memperbanyak shalawat kepada Nabi Muhammad Rasulullah bersabda:
“Perbanyaklah membaca shalawat kepadaku pada hari Jumat dan malam Jumat, karena shalawat kalian akan disampaikan kepadaku.” (HR. Al-Baihaqi)
Selain itu, Jumat juga memiliki satu waktu yang mustajab untuk berdoa. Rasulullah bersabda:
“Pada hari Jumat ada satu waktu, tidaklah seorang hamba muslim berdiri melaksanakan shalat kemudian memohon kepada Allah sesuatu pada waktu itu, melainkan Allah pasti memberinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Mayoritas ulama berpendapat waktu mustajab ini terjadi di sore hari, menjelang magrib.
4. Bersedekah pada Hari Jumat
Bersedekah memang dianjurkan setiap saat, namun melakukannya di hari Jumat memiliki keutamaan yang lebih besar. Ibnu Qayyim al-Jauziyah menyebutkan bahwa sedekah di hari Jumat lebih utama dibanding hari-hari lainnya.
Sedekah di hari Jumat menjadi sarana penyucian harta, menolak bala, dan membuka pintu rezeki. Hal ini juga sejalan dengan firman Allah SWT dalam QS. Al-Baqarah ayat 261 tentang besarnya balasan bagi orang yang bersedekah.
5. Datang Lebih Awal ke Masjid untuk Shalat Jumat
Datang ke masjid sebelum khutbah dimulai merupakan sunnah yang sangat dianjurkan. Rasulullah bersabda:
“Barang siapa berangkat pada waktu pertama (ke masjid untuk shalat Jumat), maka ia seakan-akan berkurban unta. Barang siapa berangkat pada waktu kedua, maka seakan-akan ia berkurban sapi…” (HR. Bukhari dan Muslim)
Semakin cepat seorang muslim datang ke masjid, semakin besar pahala yang Allah berikan.
6. Memperbanyak Zikir dan Istighfar
Hari Jumat adalah saat terbaik untuk memperbanyak zikir, istighfar, dan doa. Zikir dapat menenangkan hati, sementara istighfar menjadi wasilah pengampunan dosa.
Allah SWT berfirman:“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)
Dengan memperbanyak zikir dan istighfar, seorang muslim mengisi hari Jumatnya dengan amalan yang mendekatkan diri kepada Allah.
Keutamaan Mengamalkan Sunnah Hari Jumat
Mengamalkan amalan hari Jumat membawa banyak manfaat dan keutamaan, di antaranya:
Pahala yang berlipat ganda – ibadah yang dilakukan pada hari Jumat memiliki nilai pahala yang lebih besar dibanding hari lain.
Doa lebih mustajab – terutama di waktu sore menjelang maghrib, doa seorang muslim lebih mudah dikabulkan.
Menghapus dosa-dosa kecil – dengan memperbanyak ibadah, Allah menghapus dosa-dosa seorang hamba.
Tanda cinta kepada sunnah Rasulullah – melaksanakan sunnah hari Jumat adalah bukti cinta seorang muslim kepada Nabi Muhammad.
Mendapatkan keberkahan hidup – siapa yang menghidupkan sunnah Jumat, kehidupannya akan diliputi ketenteraman dan keberkahan.
Hari Jumat adalah hari penuh keutamaan yang seharusnya tidak dilewatkan begitu saja. Melaksanakan amalan hari Jumat seperti mandi sunnah, membaca Surah Al-Kahfi, memperbanyak doa, bersedekah, datang lebih awal ke masjid, hingga memperbanyak zikir dan istighfar, semuanya akan mendatangkan pahala dan keberkahan.
Bagi seorang muslim, hari Jumat bukan hanya sekadar hari libur atau rutinitas pekanan, tetapi sebuah kesempatan besar untuk memperbanyak amal saleh. Dengan menjadikan hari Jumat sebagai momentum untuk mendekatkan diri kepada Allah, maka seorang hamba akan meraih keberkahan dunia dan kebahagiaan akhirat.
Mari kita hidupkan amalan hari Jumat mulai dari sekarang, agar setiap langkah kita di hari mulia ini menjadi saksi kebaikan di hadapan Allah SWT.
ARTIKEL16/10/2025 | Humas
5 Hikmah Tanggung Jawab dalam Islam
Tanggung jawab merupakan nilai luhur yang sangat dijunjung tinggi dalam ajaran Islam. Dalam kehidupan sehari-hari, setiap muslim dituntut untuk memiliki rasa tanggung jawab, baik terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat, maupun kepada Allah SWT. Dengan memahami hikmah tanggung jawab, seorang muslim akan lebih berhati-hati dalam bertindak, lebih tulus dalam menjalankan amanah, dan lebih ikhlas dalam beribadah. Islam memandang tanggung jawab bukan hanya sebagai kewajiban moral, tetapi juga sebagai bentuk ibadah yang bernilai pahala di sisi Allah SWT.
Tanggung jawab adalah ciri dari orang yang beriman dan berakhlak mulia. Rasulullah SAW bersabda: “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Hadis ini menjadi dasar penting bahwa setiap manusia, apapun kedudukannya, memiliki beban amanah yang harus dijaga. Dari sinilah kita dapat memahami bahwa hikmah tanggung jawab tidak hanya berhubungan dengan dunia, tetapi juga akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak.
1. Hikmah Tanggung Jawab Membentuk Kepribadian yang Kuat
Salah satu hikmah tanggung jawab dalam Islam adalah terbentuknya kepribadian yang kuat dan matang. Seorang muslim yang memahami tanggung jawabnya akan berusaha menjalani hidup dengan disiplin, jujur, dan penuh kesungguhan. Ia tidak akan mudah menyalahkan orang lain atas kesalahan dirinya, melainkan berani mengakui dan memperbaiki kekeliruan tersebut. Dalam konteks ini, hikmah tanggung jawab menjadi pondasi penting dalam membangun karakter mulia seorang mukmin.
Selain itu, hikmah tanggung jawab menumbuhkan rasa percaya diri. Orang yang bertanggung jawab tahu bahwa segala sesuatu yang ia lakukan memiliki konsekuensi. Ia belajar mengelola waktu, menjaga amanah, dan memegang komitmen dengan baik. Sifat ini sangat penting dalam kehidupan modern, di mana godaan untuk menghindari kewajiban sering muncul. Dengan memahami hikmah tanggung jawab, seorang muslim tidak akan mudah goyah menghadapi tekanan atau kesulitan hidup.
Lebih jauh, hikmah tanggung jawab juga membentuk kesadaran moral yang tinggi. Ketika seseorang memahami bahwa setiap perbuatan akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah, maka ia akan berhati-hati dalam berbicara, bekerja, dan bergaul. Kesadaran ini mendorong manusia untuk hidup dengan penuh kejujuran dan amanah. Hikmah tanggung jawab dengan demikian menjadi benteng moral yang melindungi seorang muslim dari perbuatan dosa dan kecurangan.
Dalam kehidupan sosial, hikmah tanggung jawab membuat seseorang lebih peduli terhadap lingkungan dan sesama. Ia tidak hanya memikirkan kepentingan pribadi, tetapi juga mempertimbangkan dampak tindakannya terhadap orang lain. Sikap ini sesuai dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya ukhuwah Islamiyah dan gotong royong dalam kebaikan. Dengan memahami hikmah tanggung jawab, masyarakat akan menjadi lebih harmonis dan saling menghormati.
Terakhir, hikmah tanggung jawab membantu seseorang menemukan makna hidup. Ia sadar bahwa hidup bukan sekadar untuk bersenang-senang, tetapi untuk menjalankan amanah sebagai hamba Allah dan khalifah di bumi. Dengan memikul tanggung jawab dengan ikhlas, hidup menjadi lebih terarah dan bermakna.
2. Hikmah Tanggung Jawab dalam Meningkatkan Keimanan
Hikmah tanggung jawab tidak hanya berdampak pada perilaku, tetapi juga memperkuat hubungan seorang hamba dengan Tuhannya. Seorang muslim yang memiliki rasa tanggung jawab tinggi akan selalu berusaha menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Ia sadar bahwa setiap amal akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:
"Dan setiap manusia itu Kami kalungkan amal perbuatannya di lehernya. Dan pada hari Kiamat Kami keluarkan baginya sebuah kitab yang terbuka." (QS. Al-Isra: 13).
Ayat ini menunjukkan betapa pentingnya hikmah tanggung jawab dalam meningkatkan keimanan. Orang yang sadar akan pertanggungjawaban di akhirat akan berusaha memperbanyak amal saleh. Ia memahami bahwa tanggung jawab bukan hanya urusan dunia, melainkan juga bekal untuk kehidupan abadi.
Selain itu, hikmah tanggung jawab menumbuhkan rasa takut dan harap kepada Allah SWT. Rasa takut membuatnya berhati-hati agar tidak melanggar aturan syariat, sementara rasa harap mendorongnya untuk terus memperbaiki diri agar mendapat rahmat dan ampunan Allah. Keseimbangan antara khauf (takut) dan raja’ (harap) inilah yang membuat imannya semakin kokoh.
Dalam kehidupan sehari-hari, hikmah tanggung jawab membantu seseorang menjaga konsistensi ibadah. Misalnya, ia merasa bertanggung jawab untuk menunaikan salat tepat waktu, berzakat, berbuat baik kepada orang tua, dan menunaikan amanah pekerjaan. Sikap ini menjadi cerminan keimanan yang sejati.
Lebih dari itu, hikmah tanggung jawab menjauhkan manusia dari sifat malas dan lalai. Orang yang memiliki tanggung jawab tinggi tidak akan menunda-nunda kewajiban atau meremehkan perintah Allah. Ia tahu bahwa waktu adalah amanah, sehingga setiap detik digunakan untuk hal yang bermanfaat. Dengan demikian, hikmah tanggung jawab menjadi pendorong utama dalam meningkatkan kualitas iman dan takwa.
3. Hikmah Tanggung Jawab dalam Keluarga
Keluarga adalah tempat pertama seseorang belajar tentang tanggung jawab. Dalam Islam, setiap anggota keluarga memiliki peran dan amanah masing-masing. Ayah bertanggung jawab sebagai pemimpin keluarga, ibu bertanggung jawab dalam mengurus rumah tangga dan mendidik anak, sementara anak bertanggung jawab untuk berbakti dan menghormati orang tua. Hikmah tanggung jawab dalam keluarga inilah yang menjaga keharmonisan dan kebahagiaan rumah tangga.
Ketika setiap anggota keluarga memahami hikmah tanggung jawab, maka mereka akan menjalankan perannya dengan ikhlas. Ayah tidak hanya mencari nafkah, tetapi juga mendidik dengan kasih sayang dan teladan. Ibu tidak hanya melayani, tetapi juga menanamkan nilai moral kepada anak-anak. Anak pun akan tumbuh menjadi pribadi yang sopan dan berakhlak karena melihat contoh nyata dari orang tuanya.
Hikmah tanggung jawab dalam keluarga juga melatih komunikasi yang baik. Keluarga yang saling bertanggung jawab akan terbuka terhadap masalah dan berusaha menyelesaikannya bersama. Tidak ada saling menyalahkan, karena masing-masing paham akan kewajibannya. Dalam hal ini, tanggung jawab menjadi kunci terciptanya keluarga sakinah, mawaddah, dan rahmah.
Selain itu, hikmah tanggung jawab dalam keluarga menumbuhkan rasa kasih sayang yang mendalam. Ketika seseorang merasa memiliki kewajiban untuk melindungi dan mencintai keluarganya, ia akan lebih sabar dan pengertian. Ia tidak mudah marah, karena sadar bahwa menjaga keharmonisan adalah bagian dari tanggung jawab seorang muslim.
Dengan demikian, hikmah tanggung jawab dalam keluarga bukan hanya menjaga tatanan rumah tangga di dunia, tetapi juga menjadi bekal pahala di akhirat. Keluarga yang dibangun atas dasar tanggung jawab akan melahirkan generasi yang kuat, beriman, dan berakhlak mulia.
4. Hikmah Tanggung Jawab dalam Kehidupan Sosial
Islam menekankan pentingnya hubungan sosial yang baik antar sesama manusia. Seorang muslim tidak boleh hidup hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga harus berkontribusi bagi masyarakat. Dalam hal ini, hikmah tanggung jawab memiliki peran besar dalam menciptakan lingkungan sosial yang damai dan sejahtera.
Orang yang memahami hikmah tanggung jawab akan peduli terhadap nasib orang lain. Ia akan menolong tetangga yang kesulitan, menjaga kebersihan lingkungan, serta aktif dalam kegiatan sosial. Sikap seperti ini mencerminkan ajaran Islam yang menekankan pentingnya amar ma’ruf nahi munkar.
Selain itu, hikmah tanggung jawab mendorong keadilan dan kejujuran dalam interaksi sosial. Seorang pedagang yang bertanggung jawab tidak akan menipu pembeli, seorang pemimpin yang bertanggung jawab tidak akan menzalimi rakyatnya, dan seorang pegawai yang bertanggung jawab tidak akan menyalahgunakan jabatan. Semua tindakan ini berakar pada kesadaran bahwa Allah selalu mengawasi setiap amal perbuatan manusia.
Hikmah tanggung jawab juga memperkuat ukhuwah antar sesama muslim. Ketika semua orang menjalankan tanggung jawabnya dengan baik, akan tercipta masyarakat yang saling percaya dan menghormati. Tidak ada yang dirugikan, karena setiap individu memahami hak dan kewajibannya.
Dengan demikian, hikmah tanggung jawab dalam kehidupan sosial bukan hanya memperbaiki hubungan antar manusia, tetapi juga menjadi bukti nyata keimanan seseorang. Masyarakat yang menjunjung tinggi tanggung jawab akan menjadi masyarakat yang adil, makmur, dan diridai Allah SWT.
5. Hikmah Tanggung Jawab sebagai Bekal di Akhirat
Dalam Islam, dunia hanyalah tempat sementara untuk mengumpulkan amal. Semua yang kita lakukan akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT. Oleh karena itu, hikmah tanggung jawab menjadi pengingat agar setiap muslim selalu berbuat kebaikan dan menjauhi dosa.
Allah SWT berfirman:"Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua tentang apa yang dahulu mereka kerjakan." (QS. Al-Hijr: 92–93).
Ayat ini menunjukkan bahwa hikmah tanggung jawab tidak berhenti di dunia, tetapi berlanjut hingga kehidupan akhirat. Orang yang bertanggung jawab di dunia akan mendapatkan balasan kebaikan, sedangkan yang lalai akan menyesal atas perbuatannya.
Selain itu, hikmah tanggung jawab melatih manusia untuk berintrospeksi. Ia akan selalu mengevaluasi diri, memperbaiki kesalahan, dan memperbanyak amal saleh. Dengan begitu, ia akan datang kepada Allah dalam keadaan bersih dan penuh keikhlasan.
Hikmah tanggung jawab juga membuat seseorang lebih siap menghadapi kematian. Ia tidak takut karena tahu bahwa dirinya telah berusaha menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya. Rasa tenang ini merupakan anugerah bagi hamba yang sadar akan kewajibannya di dunia.
Pada akhirnya, hikmah tanggung jawab menjadi jalan menuju kebahagiaan abadi. Dengan memegang tanggung jawab sebagai amanah dari Allah, hidup menjadi lebih bermakna dan terarah. Seorang muslim sejati akan selalu menjadikan tanggung jawab sebagai bagian dari ibadahnya, sehingga ia menjadi pribadi yang bermanfaat di dunia dan beruntung di akhirat.
Hikmah tanggung jawab dalam Islam mengajarkan manusia untuk hidup dengan penuh kesadaran, keikhlasan, dan integritas. Baik dalam urusan pribadi, keluarga, sosial, maupun spiritual, tanggung jawab menjadi cerminan keimanan seorang muslim. Dengan menunaikan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya, seseorang tidak hanya meraih kehormatan di dunia, tetapi juga keselamatan di akhirat. Semoga kita termasuk hamba yang senantiasa menjaga amanah dan memahami hikmah tanggung jawab dalam setiap langkah kehidupan.
ARTIKEL15/10/2025 | Humas
Yuk, Pahami Cara Menghitung Zakat Perusahaan: Dari Nisab, Haul, Sampai Hitungan Praktisnya
Banyak yang masih bertanya-tanya, “Apa benar perusahaan juga wajib bayar zakat?” Jawabannya: iya, jika sudah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat perusahaan sebenarnya bagian dari zakat mal (harta), dan hukumnya wajib bagi badan usaha yang sudah mencapai nisab dan telah melewati haul. Namun, khusus perusahaan yang bergerak di bidang pertanian tidak memiliki haul.Jadi, Apa Itu Nisab dan Haul?
Sederhananya begini:
Nisab itu batas minimal kekayaan yang membuat seseorang atau badan usaha wajib bayar zakat.
Haul adalah waktu kepemilikan harta tersebut selama satu tahun (dihitung berdasarkan kalender hijriah).
MUI melalui Keputusan Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia VII menyatakan bahwa ketentuan nishab zakat perusahaan dan kadar zakat perusahaan merujuk pada aktivitas dasar usaha dari perusahaan tersebut. Jika perusahaan tersebut bergerak di bidang industri, jasa, ekstraktif, dan perdagangan maka nisab zakat mengikuti ketentuan zakat emas yaitu 85 gr emas dengan kadar zakat sebesar 2.5 persen.
Jika perusahaan tersebut di bidang pertanian, maka nishab zakat mengikuti nisab zakat pertanian 653 kg gabah dengan kadar zakat sebesar 5 persen. Penghitungan zakat perusahaan berdasarkan keuntungan bersih setelah dikurangi biaya operasional, sebelum pembayaran pajak dan pengurangan pembagian keuntungan (dividen) untuk penambahan investasi ke depan, dan berbagai keperluan lainnya. Artinya, kalau harta bersih perusahaan nilainya sudah melebihi nisab, maka wajib dikeluarkan zakatnya.
Anjuran untuk membayar zakat perusahaan sebagaimana berikut:
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui. (Q.S. At-Taubah : 103). Begitu pula sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam kepada Muadz bin Jabal saat beliau mengutusnya sebagai wali ke Yaman, yang artinya :
“Sampaikan kepada mereka bahwa Allah mewajibkan atas mereka zakat yang diambil dari orang-orang kaya dan diberikan kepada orang-orang fakir diantara mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim). Oleh karena itu, harta yang dikelola di perusahaan yang memiliki objek berkembang, baik secara riil maupun estimasi tunduk kepada harta wajib zakat.
Langkah-Langkah Menghitung Zakat Perusahaan
Berikut adalah tahapan untuk menghitung zakat perusahaan secara tepat:
Menentukan tanggal tibanya haul, yaitu catat tanggal ketika harta perusahaan pertama kali mencapai nisab, kemudian hitung satu tahun hijriah sejak tanggal tersebut. perlakuan haul ini hanya khusus untuk perusahaan bergerak di bidang industri, jasa, ekstraktif, dan perdagangan.
Identifikasi harta yang wajib dizakati, contohnya: aset lancar perusahaan, dana perusahaan yang diinvestasikan pada perusahaan lain, dan kekayaan fisik yang dikelola dalam usaha sewa atau usaha lainnya.
Hitung keuntungan bersih dari masing-masing harta yang wajib dizakati setelah dikurangi biaya operasional.
Pastikan harta yang dizakati sebelum pembayaran pajak dan pengurangan pembagian keuntungan (dividen) untuk penambahan investasi ke depan, dan berbagai keperluan lainnya.
Mengecek apakah nilai tersebut telah mencapai nisab sesuai dengan aktivitas dasar usaha dari perusahaan, bandingkan jumlahnya dengan nilai 85 gram emas (untuk perusahaan yang bergerak di bidang industri, jasa, ekstraktif, dan perdagangan) dan atau 653 kg gabah (untuk perusahaan yang bergerak di bidang pertanian). Jika melebihi, maka wajib dikeluarkan zakat.
Menghitung besaran zakat, Gunakan rumus berikut:
Untuk perusahaan industri, jasa, ekstraktif, dan perdagangan: Zakat = Laba bersih (Keuntungan bersih - biaya operasional) x 2,5 persen
Untuk perusahaan pertanian: Zakat = Laba bersih (Keuntungan bersih - biaya operasional) x 5 persen
Berikut adalah cara perhitungan sederhananya, sebagai contoh sebuah perusahaan dagang memiliki:Keuntungan : Rp2.000.000.000Biaya operasional: Rp500.000.000Maka, zakat yang harus dibayarkan: (2.000.000.000 – 500.000.000) x 2,5 persen = Rp37.500.000.
Jika nilai aset bersih tersebut telah mencapai atau melebihi nilai nisab (senilai 85 gram emas), maka perusahaan wajib membayar zakat sebesar Rp37.500.000.
Zakat perusahaan bukan sekadar kewajiban syariat, tetapi juga wujud tanggung jawab sosial dan spiritual dalam mengelola harta. Dengan menunaikan zakat secara teratur, perusahaan tidak hanya membantu masyarakat yang membutuhkan, tetapi juga memperkuat keberkahan dan keberlangsungan bisnis itu sendiri.
ARTIKEL14/10/2025 | Humas
8 Hikmah Berpikir Kritis dalam Islam
Dalam Islam, berpikir merupakan salah satu kemampuan paling mulia yang diberikan Allah SWT kepada manusia. Melalui akal, manusia dapat membedakan antara yang benar dan salah, menimbang suatu keputusan, serta memahami tanda-tanda kebesaran Allah di alam semesta. Salah satu bentuk berpikir yang sangat ditekankan dalam ajaran Islam adalah berpikir kritis. Hikmah berpikir kritis bukan hanya terbatas pada kemampuan logika, tetapi juga mencakup kemampuan menilai dengan hati yang bersih dan sesuai dengan nilai-nilai syariat.
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT sering memerintahkan manusia untuk tafakkur (merenung), tadabbur (memahami secara mendalam), dan ta’aqqul (menggunakan akal). Semua perintah tersebut menjadi dasar penting bagi umat Islam untuk mengembangkan hikmah berpikir kritis. Melalui cara berpikir yang tajam dan berlandaskan iman, seorang muslim akan lebih bijak dalam mengambil keputusan, menghindari kesalahan, dan semakin dekat dengan kebenaran yang hakiki.
Berikut ini adalah delapan hikmah berpikir kritis dalam Islam yang dapat menjadi pedoman bagi setiap muslim untuk mengasah akal dan memperdalam keimanan.
1. Membantu Menemukan Kebenaran yang Hakiki
Salah satu hikmah berpikir kritis dalam Islam adalah kemampuan untuk membedakan antara kebenaran dan kebatilan. Islam sangat menekankan pentingnya mencari kebenaran dengan cara yang ilmiah dan berdasarkan dalil. Dengan hikmah berpikir kritis, seorang muslim tidak mudah tertipu oleh opini atau informasi yang tidak jelas sumbernya. Ia akan mencari bukti dan menguji kebenaran suatu pernyataan berdasarkan Al-Qur’an, hadis, serta logika yang sehat.
Dalam Al-Qur’an surat Al-Isra ayat 36, Allah berfirman:"Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya."Ayat ini menunjukkan bahwa setiap muslim wajib berpikir secara kritis sebelum meyakini atau menyebarkan sesuatu.
Selain itu, hikmah berpikir kritis juga mendorong umat Islam untuk memahami kebenaran dengan menyeluruh, bukan hanya berdasarkan perasaan. Pemahaman ini membuat seseorang tidak mudah terpengaruh oleh isu, fitnah, atau kabar bohong yang dapat menyesatkan umat.
Dalam konteks kehidupan modern, hikmah berpikir kritis membantu umat Islam menilai berbagai informasi digital dengan bijak, sehingga kebenaran tidak lagi ditentukan oleh popularitas, tetapi oleh keabsahan dan kejujuran sumbernya. Dengan begitu, umat Islam akan menjadi pribadi yang tangguh dan tidak mudah terombang-ambing oleh opini publik.
2. Menguatkan Iman dan Keyakinan kepada Allah SWT
Hikmah berpikir kritis berikutnya adalah memperkuat keimanan seseorang. Dalam Islam, iman tidak hanya berdasarkan keyakinan buta, melainkan juga didukung oleh pemahaman yang mendalam. Ketika seorang muslim berpikir kritis terhadap tanda-tanda kebesaran Allah di alam semesta, ia akan semakin yakin bahwa hanya Allah yang menciptakan segala sesuatu dengan penuh hikmah dan keteraturan.
Berpikir kritis dalam hal ini tidak berarti meragukan keimanan, tetapi justru memperdalamnya. Contohnya, ketika seseorang merenungkan sistem tata surya, keajaiban makhluk hidup, dan keindahan ciptaan Allah, maka hikmah berpikir kritis akan membawanya kepada pengakuan yang tulus atas keesaan Allah SWT.
Rasulullah SAW juga mendorong umatnya untuk menggunakan akal dalam memahami ajaran Islam. Dalam sebuah hadis riwayat Ibnu Hibban disebutkan: “Berpikir sesaat lebih baik daripada ibadah setahun.” Ini menunjukkan bahwa hikmah berpikir kritis memiliki nilai ibadah yang tinggi ketika digunakan untuk memahami kebesaran Allah dan memperkuat keyakinan kepada-Nya.
Dengan hikmah berpikir kritis, umat Islam tidak mudah tergoyahkan oleh pandangan dunia yang materialistik. Mereka mampu membedakan antara ilmu yang membawa manfaat bagi iman dan ilmu yang justru menjauhkan manusia dari kebenaran.
3. Menumbuhkan Sikap Bijak dalam Mengambil Keputusan
Hikmah berpikir kritis juga terlihat dalam kemampuan seseorang membuat keputusan yang bijak. Dalam kehidupan sehari-hari, seorang muslim dihadapkan pada berbagai pilihan yang menuntut pertimbangan matang. Dengan hikmah berpikir kritis, seseorang akan menganalisis berbagai faktor secara objektif, mempertimbangkan akibatnya, serta menimbangnya berdasarkan nilai-nilai Islam.
Sikap ini sangat penting dalam kepemimpinan, bisnis, maupun hubungan sosial. Pemimpin yang memiliki hikmah berpikir kritis tidak akan mengambil keputusan terburu-buru. Ia akan mendengarkan pendapat orang lain, mengumpulkan data, dan berdoa kepada Allah untuk mendapatkan petunjuk.
Al-Qur’an mengajarkan umat Islam untuk bermusyawarah sebelum membuat keputusan, sebagaimana disebutkan dalam Surah Asy-Syura ayat 38:"Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan salat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka, dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka."
Musyawarah sendiri merupakan salah satu bentuk penerapan hikmah berpikir kritis secara kolektif. Dengan berpikir kritis, umat Islam dapat menghindari keputusan emosional dan menggantinya dengan kebijakan yang rasional serta bernilai ibadah.
4. Membentuk Pribadi yang Terbuka terhadap Ilmu dan Perubahan
Islam sangat menghargai ilmu pengetahuan dan kemajuan. Hikmah berpikir kritis membantu umat Islam untuk tetap terbuka terhadap pengetahuan baru tanpa kehilangan prinsip keislaman. Dengan berpikir kritis, seorang muslim tidak menolak perkembangan zaman, tetapi menyeleksinya agar sesuai dengan syariat.
Dalam sejarah Islam, banyak ilmuwan besar seperti Al-Farabi, Ibnu Sina, dan Al-Ghazali yang menunjukkan hikmah berpikir kritis dalam karya-karya mereka. Mereka tidak hanya menerima ilmu dari peradaban lain secara mentah, tetapi mengkaji dan menyesuaikannya dengan nilai-nilai Islam.
Hikmah berpikir kritis juga menumbuhkan rasa ingin tahu yang tinggi. Seseorang yang berpikir kritis akan selalu haus ilmu, gemar membaca, dan tidak mudah puas dengan pengetahuan yang dangkal. Dengan begitu, ia akan menjadi pribadi yang terus berkembang dan bermanfaat bagi umat.
Berpikir kritis bukan berarti menolak tradisi, tetapi memahami esensi di baliknya. Dengan demikian, seorang muslim akan tetap relevan dalam perubahan zaman tanpa kehilangan jati diri keislamannya.
5. Menghindarkan dari Sikap Fanatik Buta
Hikmah berpikir kritis juga berfungsi sebagai benteng dari sikap fanatik buta. Dalam Islam, fanatisme terhadap kelompok, tokoh, atau mazhab secara berlebihan dapat menimbulkan perpecahan di antara umat. Dengan hikmah berpikir kritis, seorang muslim akan menilai segala sesuatu berdasarkan dalil dan argumentasi, bukan karena ikut-ikutan.
Rasulullah SAW pernah bersabda: “Bukanlah termasuk golongan kami orang yang menyeru kepada fanatisme, bukan termasuk golongan kami orang yang berperang karena fanatisme, dan bukan termasuk golongan kami orang yang mati dalam keadaan fanatisme.” (HR. Abu Dawud)
Melalui hikmah berpikir kritis, umat Islam akan menempatkan perbedaan sebagai rahmat, bukan sumber perpecahan. Mereka akan saling menghormati pendapat dan tetap berpegang pada Al-Qur’an serta sunnah sebagai landasan utama.
Hikmah berpikir kritis mengajarkan bahwa kebenaran tidak ditentukan oleh banyaknya pengikut, melainkan oleh kesesuaian dengan dalil. Dengan demikian, umat Islam dapat menjaga persatuan dan ukhuwah di tengah perbedaan.
6. Menumbuhkan Etika dalam Berdialog dan Berdebat
Dalam Islam, dialog adalah sarana penting untuk menyampaikan kebenaran. Namun, dialog yang baik memerlukan hikmah berpikir kritis agar tidak berubah menjadi perdebatan yang menimbulkan permusuhan.
Al-Qur’an memerintahkan:"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik." (QS. An-Nahl: 125)
Ayat ini menunjukkan bahwa hikmah berpikir kritis diperlukan agar seorang muslim dapat menyampaikan pendapat dengan adab dan argumentasi yang kuat. Orang yang berpikir kritis tidak mudah tersinggung, tidak memaksakan pendapat, dan mampu menghargai sudut pandang orang lain.
Hikmah berpikir kritis juga mendorong seseorang untuk selalu mengedepankan kebenaran daripada ego pribadi. Dalam perbedaan pendapat, seorang muslim yang berpikir kritis akan berusaha mencari titik temu yang maslahat, bukan kemenangan semata.
Dengan demikian, berpikir kritis menjadikan dialog sebagai jalan menuju pemahaman dan persaudaraan, bukan permusuhan.
7. Membantu Menyelesaikan Masalah dengan Solusi yang Tepat
Setiap manusia menghadapi berbagai persoalan dalam hidupnya. Hikmah berpikir kritis membantu seseorang menganalisis akar masalah dan mencari solusi yang sesuai dengan ajaran Islam.
Dalam Al-Qur’an, Allah banyak memberikan contoh bagaimana para nabi menghadapi ujian hidup dengan penuh hikmah. Nabi Yusuf AS, misalnya, menggunakan hikmah berpikir kritis ketika menafsirkan mimpi raja dan menyusun strategi ekonomi Mesir. Dari kisah itu, kita belajar bahwa berpikir kritis dapat menjadi kunci dalam mengatasi krisis.
Dengan hikmah berpikir kritis, umat Islam tidak mudah menyerah atau panik dalam menghadapi masalah. Mereka akan mencari solusi secara bertahap, berdoa, dan tetap berusaha sesuai kemampuan.
Selain itu, berpikir kritis juga mendorong umat Islam untuk mengevaluasi diri sebelum menyalahkan orang lain. Dengan demikian, hikmah berpikir kritis melahirkan pribadi yang sabar, analitis, dan berorientasi pada perbaikan diri.
8. Menguatkan Hubungan antara Akal dan Hati
Dalam Islam, berpikir kritis bukan hanya aktivitas intelektual, tetapi juga spiritual. Hikmah berpikir kritis membantu menyeimbangkan antara akal dan hati, antara logika dan keimanan.
Seorang muslim yang berpikir kritis tidak akan menggunakan akalnya untuk menentang wahyu, tetapi untuk memahami dan menguatkan maknanya. Akalnya menjadi sarana untuk memperdalam rasa syukur dan cinta kepada Allah SWT.
Ketika akal digunakan tanpa hati, manusia bisa menjadi sombong. Sebaliknya, ketika hati tanpa akal, seseorang mudah tersesat. Oleh karena itu, hikmah berpikir kritis menuntun umat Islam agar menggunakan keduanya secara seimbang dalam menjalani kehidupan.
Hikmah berpikir kritis juga menjadikan seseorang lebih empatik dan bijak dalam menilai orang lain. Ia tidak terburu-buru menghukum, tetapi berusaha memahami latar belakang suatu tindakan dengan kebijaksanaan.
Hikmah berpikir kritis dalam Islam bukan hanya sekadar kemampuan intelektual, tetapi juga jalan menuju kedewasaan iman dan moral. Dengan berpikir kritis, seorang muslim dapat membedakan kebenaran dari kesalahan, mengambil keputusan yang bijak, serta mengembangkan ilmu pengetahuan tanpa meninggalkan nilai-nilai keislaman.
Dalam dunia modern yang penuh informasi dan perubahan cepat, hikmah berpikir kritis menjadi bekal penting agar umat Islam tidak mudah terpengaruh oleh hoaks, ideologi sesat, atau godaan duniawi. Islam mendorong umatnya untuk selalu menggunakan akal dengan sebaik-baiknya sebagai bentuk syukur atas nikmat yang Allah berikan.
Dengan menerapkan hikmah berpikir kritis, umat Islam akan menjadi pribadi yang cerdas, beriman, dan berakhlak mulia — sesuai dengan tujuan penciptaan manusia sebagai khalifah di muka bumi.
ARTIKEL14/10/2025 | Humas
9 Hikmah Pernikahan dalam Islam Menurut Dalil
Pernikahan dalam Islam bukan hanya sekadar penyatuan dua insan, tetapi merupakan ibadah yang bernilai tinggi di sisi Allah SWT. Dalam Al-Qur’an dan hadits, pernikahan digambarkan sebagai jalan menuju ketenangan, kebahagiaan, dan keberkahan hidup. Melalui pernikahan, manusia tidak hanya memenuhi kebutuhan fitrahnya, tetapi juga menjalankan salah satu sunnah Rasulullah SAW. Oleh karena itu, memahami hikmah pernikahan Islam menjadi hal penting agar setiap pasangan menyadari makna mendalam di balik ikatan suci ini.Pernikahan memiliki banyak hikmah, baik bagi individu, keluarga, maupun masyarakat. Dengan memahami hikmah tersebut, umat Islam dapat menata niat pernikahannya agar selalu berorientasi pada ibadah dan ridha Allah SWT. Dalam artikel ini, kita akan membahas sembilan hikmah pernikahan Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan hadits Nabi Muhammad SAW, disertai penjelasan yang menggambarkan keindahan dan kedalaman makna di balik ikatan pernikahan dalam Islam.1. Menyempurnakan Separuh AgamaSalah satu hikmah pernikahan Islam yang paling utama adalah menyempurnakan separuh agama. Rasulullah SAW bersabda:"Apabila seorang hamba menikah, maka sungguh dia telah menyempurnakan separuh dari agamanya, maka hendaklah ia bertakwa kepada Allah pada separuh yang lainnya." (HR. Al-Baihaqi).Makna hadits ini menegaskan bahwa pernikahan adalah jalan bagi seorang Muslim untuk menjaga kehormatan diri dan keimanannya. Dengan menikah, seseorang terbebas dari godaan maksiat yang dapat menodai imannya. Hikmah pernikahan Islam di sini menunjukkan bahwa kehidupan berumah tangga bukan hanya tentang cinta, tetapi juga tentang menjaga kesucian dan keimanan.Selain itu, hikmah pernikahan Islam juga terletak pada kemampuan pasangan untuk saling membantu dalam beribadah. Pasangan yang saling menasihati dalam ketaatan dapat menguatkan spiritualitas masing-masing. Dalam rumah tangga yang Islami, suami dan istri berperan sebagai penopang satu sama lain agar keduanya selalu berada di jalan yang diridhai Allah SWT.Dengan demikian, pernikahan menjadi ladang ibadah yang luas. Setiap tindakan kasih sayang, pengorbanan, dan tanggung jawab yang dilakukan dalam rumah tangga akan bernilai pahala di sisi Allah SWT. Inilah salah satu bentuk nyata hikmah pernikahan Islam yang harus disadari oleh setiap Muslim.2. Mewujudkan Ketenangan dan Kasih SayangDalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang." (QS. Ar-Rum: 21).Ayat ini menjelaskan bahwa hikmah pernikahan Islam adalah terciptanya ketenangan (sakinah), kasih (mawaddah), dan sayang (rahmah). Dalam rumah tangga yang dibangun atas dasar iman, suami dan istri menjadi sumber kedamaian satu sama lain. Hubungan yang saling mendukung ini merupakan bentuk kasih sayang yang Allah anugerahkan melalui pernikahan.Ketenangan yang dimaksud tidak hanya secara emosional, tetapi juga spiritual. Suami dan istri yang berlandaskan iman akan saling menenangkan hati dalam menghadapi ujian hidup. Hikmah pernikahan Islam yang demikian ini menunjukkan bahwa cinta yang berlandaskan takwa jauh lebih kokoh dibandingkan cinta yang hanya berlandaskan nafsu duniawi.Selain itu, hikmah pernikahan Islam juga mengajarkan pentingnya komunikasi dan saling pengertian. Ketika pasangan mampu menjaga hubungan dengan penuh kasih dan kelembutan, maka rumah tangga akan dipenuhi keberkahan. Inilah bentuk nyata dari cinta yang diridhai Allah SWT.3. Menjaga Kehormatan dan Kesucian DiriSalah satu tujuan penting dari pernikahan adalah menjaga kehormatan dan kesucian diri. Rasulullah SAW bersabda:"Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian telah mampu menikah, maka hendaklah ia menikah. Karena sesungguhnya menikah itu lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan." (HR. Bukhari dan Muslim).Hadits ini menjelaskan bahwa hikmah pernikahan Islam adalah sebagai benteng dari perbuatan zina. Dengan menikah, seorang Muslim memiliki saluran yang halal untuk menyalurkan kebutuhan biologisnya, sehingga ia dapat menjaga kehormatan dirinya dan pasangannya.Dalam konteks sosial, hikmah pernikahan Islam juga berarti menjaga moral masyarakat. Pernikahan yang sah dan sesuai syariat menghindarkan manusia dari kehancuran moral dan generasi yang tidak jelas nasabnya. Dengan demikian, pernikahan memiliki peran penting dalam menjaga tatanan sosial yang beradab.Selain itu, menjaga kesucian diri melalui pernikahan juga menjadi salah satu cara untuk mendapatkan ketenangan batin. Ketika seseorang hidup dengan pasangan yang halal dan penuh kasih, maka hatinya akan terhindar dari rasa gelisah dan dosa. Hikmah pernikahan Islam ini menunjukkan betapa besar peran pernikahan dalam menumbuhkan kedamaian spiritual.4. Melanjutkan Keturunan yang SalehHikmah pernikahan Islam berikutnya adalah sebagai sarana untuk melahirkan dan membesarkan keturunan yang saleh. Rasulullah SAW bersabda:"Menikahlah dengan wanita yang penyayang dan subur, karena aku akan berbangga dengan banyaknya umatku di hari kiamat." (HR. Abu Dawud).Melalui pernikahan, umat Islam memiliki tanggung jawab besar untuk mendidik anak-anak agar menjadi generasi yang beriman dan berakhlak mulia. Ini adalah bentuk hikmah pernikahan Islam yang menghubungkan tanggung jawab duniawi dengan pahala ukhrawi.Membangun keluarga saleh berarti menjadikan rumah sebagai madrasah pertama bagi anak-anak. Orang tua yang memahami hikmah pernikahan Islam akan menanamkan nilai-nilai tauhid, akhlak, dan ibadah sejak dini, agar anak-anak tumbuh menjadi generasi yang berilmu dan beriman.Selain itu, melahirkan keturunan yang baik juga menjadi amal jariyah bagi orang tuanya. Setiap doa dan amal saleh anak akan menjadi pahala yang mengalir terus-menerus bagi kedua orang tuanya. Inilah bukti bahwa hikmah pernikahan Islam mencakup manfaat dunia dan akhirat.5. Membangun Kerjasama dan Tanggung JawabPernikahan mengajarkan pentingnya kerja sama dan tanggung jawab antara suami dan istri. Allah SWT berfirman:"Para istri mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang makruf, dan para suami mempunyai kelebihan atas mereka." (QS. Al-Baqarah: 228).Ayat ini menegaskan keseimbangan peran dalam rumah tangga. Hikmah pernikahan Islam adalah melatih setiap individu untuk menjalankan tanggung jawab dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. Suami bertanggung jawab sebagai pemimpin keluarga, sedangkan istri sebagai pengatur rumah tangga dan pendidik anak-anak.Kerja sama dalam rumah tangga adalah bentuk ibadah yang bernilai pahala. Ketika suami dan istri saling mendukung, rumah tangga akan berjalan harmonis dan produktif. Inilah salah satu hikmah pernikahan Islam yang mendidik umat agar saling menanggung beban kehidupan dengan sabar dan ridha.Tanggung jawab juga mencakup aspek spiritual, ekonomi, dan sosial. Pasangan yang memahami hikmah pernikahan Islam akan selalu menjaga amanah masing-masing, tidak hanya demi kebahagiaan dunia, tetapi juga keselamatan akhirat.6. Menumbuhkan Kesabaran dan KedewasaanHikmah pernikahan Islam yang sering dirasakan oleh pasangan adalah meningkatnya kesabaran dan kedewasaan dalam menghadapi berbagai ujian hidup. Rumah tangga tidak selalu berjalan mulus; pasti ada perbedaan pendapat, ujian ekonomi, dan berbagai masalah lain yang menuntut ketenangan dalam menyikapinya.Melalui ujian inilah seorang Muslim belajar untuk lebih sabar, mengalah, dan bijaksana. Hikmah pernikahan Islam mengajarkan bahwa cinta sejati tidak hanya diuji oleh kebahagiaan, tetapi juga oleh kesetiaan dalam menghadapi kesulitan.Suami dan istri yang memahami makna pernikahan sebagai ibadah akan menjadikan setiap ujian sebagai sarana memperkuat hubungan dan memperbaiki diri. Dengan demikian, hikmah pernikahan Islam menumbuhkan kedewasaan spiritual dan emosional dalam diri setiap pasangan.7. Membangun Keluarga Sebagai Pondasi UmatPernikahan merupakan unit terkecil dari masyarakat. Ketika keluarga dibangun dengan nilai-nilai Islam, maka masyarakat juga akan menjadi kuat dan berakhlak mulia. Hikmah pernikahan Islam adalah membentuk keluarga yang berperan dalam menciptakan peradaban Islam yang kokoh.Rasulullah SAW bersabda:"Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya." (HR. Bukhari dan Muslim).Hadits ini menegaskan bahwa setiap keluarga adalah tanggung jawab besar. Hikmah pernikahan Islam mengajarkan bahwa membangun rumah tangga berarti membangun masa depan umat. Dari keluarga lahir generasi ulama, pemimpin, dan pejuang Islam.Ketika nilai-nilai Islam dijadikan pedoman dalam rumah tangga, maka tercipta lingkungan yang damai, jujur, dan berkeadilan. Dengan demikian, hikmah pernikahan Islam bukan hanya berdampak bagi individu, tetapi juga bagi kemajuan bangsa dan umat secara keseluruhan.8. Meningkatkan Keberkahan HidupPernikahan membawa keberkahan dalam berbagai aspek kehidupan. Rasulullah SAW bersabda:"Carilah rezeki melalui pernikahan." (HR. Ibnu Majah).Hadits ini menunjukkan bahwa hikmah pernikahan Islam salah satunya adalah mendatangkan keberkahan rezeki. Suami dan istri yang bekerja sama dengan niat ibadah akan mendapatkan limpahan karunia dari Allah SWT.Selain rezeki materi, keberkahan juga mencakup ketenangan batin, keharmonisan, dan kebahagiaan yang tak ternilai. Hikmah pernikahan Islam mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati tidak diukur dari harta, tetapi dari keberkahan hidup yang Allah limpahkan melalui hubungan yang halal dan penuh kasih.9. Sarana Mendapatkan Pahala yang BerkelanjutanSetiap amal dalam rumah tangga bernilai ibadah jika diniatkan karena Allah. Rasulullah SAW bersabda:"Dan pada kemaluan salah seorang di antara kalian terdapat sedekah." (HR. Muslim).Hadits ini menjelaskan bahwa bahkan hubungan suami-istri pun bernilai pahala. Hikmah pernikahan Islam terletak pada luasnya peluang untuk beribadah dalam kehidupan berumah tangga. Setiap senyum, nafkah, dan kasih sayang akan menjadi catatan kebaikan di sisi Allah SWT.Pernikahan juga membuka jalan bagi amal jariyah. Ketika pasangan berhasil mendidik anak-anak menjadi pribadi saleh, maka pahala akan terus mengalir meskipun mereka telah tiada. Inilah hikmah pernikahan Islam yang menunjukkan bahwa pernikahan bukan hanya kebahagiaan dunia, tetapi juga bekal menuju akhirat.Dari sembilan hikmah pernikahan Islam di atas, kita dapat memahami bahwa pernikahan bukan sekadar penyatuan dua hati, tetapi ibadah yang penuh makna dan manfaat. Dengan menjalankan pernikahan sesuai tuntunan Al-Qur’an dan sunnah, umat Islam dapat meraih ketenangan, keberkahan, dan pahala yang berkelanjutan.Semoga setiap rumah tangga Muslim senantiasa diberkahi Allah SWT, dipenuhi cinta dan kasih sayang, serta menjadi jalan menuju surga. Inilah esensi sejati dari hikmah pernikahan Islam — ikatan suci yang membawa kebahagiaan dunia dan keselamatan akhirat.
ARTIKEL13/10/2025 | Humas
5 Hikmah Sujud Sahwi dalam Shalat
Sujud sahwi adalah sujud yang dilakukan ketika seseorang lupa atau melakukan kesalahan kecil dalam shalat, seperti menambah atau mengurangi jumlah rakaat, terlupa membaca tasyahud awal, atau ragu dalam gerakan shalat. Dalam Islam, sujud sahwi menjadi bentuk kasih sayang Allah SWT kepada hamba-Nya yang tidak luput dari lupa. Melalui amalan ini, Allah memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk memperbaiki kekurangan ibadahnya tanpa harus mengulang seluruh shalat. Dari sinilah kita dapat memahami hikmah sujud sahwi sebagai pelajaran spiritual dan bentuk pendidikan hati.
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tak pernah luput dari kelalaian. Bahkan dalam ibadah sekalipun, gangguan pikiran, kelelahan, atau situasi sekitar bisa membuat seseorang lupa. Namun Islam mengajarkan keseimbangan antara ketegasan hukum dan kasih sayang Allah. Sujud sahwi bukan sekadar koreksi terhadap kesalahan, melainkan juga pengingat bahwa setiap kekhilafan dapat diperbaiki dengan kesungguhan dan kerendahan hati. Itulah hikmah sujud sahwi yang menjadi simbol rahmat dan kemudahan dalam agama Islam.
Melalui pemahaman yang mendalam terhadap hikmah sujud sahwi, seorang muslim akan lebih menghargai setiap detik dalam shalat. Ia akan belajar untuk fokus, bersikap tenang, dan menghayati setiap bacaan. Dengan begitu, sujud sahwi tidak lagi hanya dianggap sebagai “tambahan gerakan”, melainkan bagian dari pembinaan diri menuju kekhusyukan sejati.
1. Hikmah Sujud Sahwi: Menyempurnakan Kekurangan dalam Ibadah
Salah satu hikmah sujud sahwi yang utama adalah sebagai sarana penyempurna kekurangan dalam shalat. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa ketika seseorang lupa atau ragu dalam jumlah rakaat, ia cukup melakukan sujud sahwi sebagai pengganti dari kelalaian tersebut. Dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim, disebutkan bahwa Nabi SAW pernah lupa jumlah rakaat dalam shalatnya, lalu beliau menambah sujud dua kali di akhir shalat sebagai bentuk penyempurnaan. Dari situ jelas bahwa Islam sangat memperhatikan kesempurnaan ibadah tanpa memberatkan umatnya.
Selain itu, hikmah sujud sahwi mengingatkan kita bahwa ibadah bukan semata ritual fisik, tetapi juga latihan hati dan pikiran. Ketika seseorang sadar bahwa ia telah melakukan kekurangan, ia diajak untuk memperbaiki diri, bukan putus asa. Inilah bentuk kasih sayang Allah SWT yang membuka jalan ampunan bagi orang yang khilaf.
Dalam praktiknya, sujud sahwi juga menjadi tanda ketawadhuan (kerendahan hati) seorang muslim. Ia mengakui kelemahannya di hadapan Allah dan berusaha memperbaiki apa yang kurang. Inilah hikmah sujud sahwi yang mendidik setiap hamba untuk tidak sombong dalam ibadah, karena kesempurnaan hanya milik Allah semata.
Lebih jauh, hikmah sujud sahwi juga mengajarkan keseimbangan antara amal dan niat. Meski seseorang telah melakukan kesalahan kecil dalam shalat, Allah tetap menerima ibadahnya selama ia berusaha memperbaikinya dengan niat yang tulus. Maka dari itu, sujud sahwi bukan beban, melainkan anugerah yang menambah pahala.
2. Hikmah Sujud Sahwi: Menumbuhkan Kesadaran dan Kekhusyukan
Hikmah sujud sahwi berikutnya adalah menumbuhkan kesadaran dan kekhusyukan dalam shalat. Ketika seseorang melakukan sujud sahwi, ia diingatkan untuk lebih fokus dan tidak tergesa-gesa dalam beribadah. Sujud sahwi menjadi momentum untuk merenungi betapa pentingnya menghadirkan hati dalam setiap gerakan shalat.
Ketika seorang muslim sadar bahwa ia sering lupa dalam shalat, maka hikmah sujud sahwi mendorongnya untuk memperbaiki kualitas kekhusyukannya. Ia akan berusaha lebih fokus, memperhatikan bacaan, serta menyingkirkan gangguan pikiran yang datang. Dengan demikian, shalat menjadi lebih bermakna, tidak sekadar gerakan rutinitas.
Selain itu, hikmah sujud sahwi mengajarkan kita bahwa kekhusyukan adalah perjuangan. Tidak ada manusia yang langsung sempurna dalam menghadirkan hati. Justru melalui kesalahan dan koreksi itulah seseorang belajar menjadi lebih tenang dan sadar akan kehadiran Allah SWT. Sujud sahwi menjadi simbol proses pembelajaran spiritual yang terus berulang.
Dari sisi psikologis, sujud sahwi juga menumbuhkan rasa tenang. Seseorang yang sadar telah melakukan kesalahan kecil dalam shalat tidak perlu gelisah atau takut ibadahnya batal. Ia cukup melakukan sujud sahwi sebagai bentuk penebusan. Inilah hikmah sujud sahwi yang menenangkan hati, karena Islam memberikan solusi yang bijaksana bagi setiap kekhilafan.
3. Hikmah Sujud Sahwi: Melatih Kerendahan Hati di Hadapan Allah
Sujud sahwi bukan hanya sekadar koreksi teknis dalam shalat, melainkan juga latihan spiritual untuk menumbuhkan rasa rendah hati. Salah satu hikmah sujud sahwi adalah mengingatkan manusia bahwa ia tidak sempurna dan selalu membutuhkan bimbingan Allah. Dengan melakukan sujud sahwi, seorang muslim seakan berkata dalam hati: “Ya Allah, aku manusia yang lemah, ampuni kekhilafanku.”
Dalam setiap sujud, seorang hamba menempelkan dahinya ke tanah sebagai simbol kepasrahan total kepada Sang Pencipta. Ketika sujud sahwi dilakukan, rasa tunduk itu semakin kuat karena disertai kesadaran akan kesalahan. Maka hikmah sujud sahwi dapat membentuk kepribadian yang tawadhu, tidak merasa paling benar atau paling sempurna dalam ibadah.
Selain itu, hikmah sujud sahwi mengajarkan pentingnya introspeksi diri. Orang yang rendah hati tidak hanya memperbaiki kesalahan besar, tetapi juga memperhatikan hal-hal kecil dalam ibadah. Inilah cerminan iman yang mendalam, bahwa setiap detik dalam shalat bernilai di sisi Allah SWT.
Lebih jauh, hikmah sujud sahwi melatih umat Islam untuk tidak menunda-nunda taubat. Begitu sadar akan kesalahan, seorang muslim langsung memperbaikinya melalui sujud sahwi. Ini menjadi contoh nyata bagaimana Islam menanamkan prinsip cepat sadar dan segera kembali kepada kebenaran.
4. Hikmah Sujud Sahwi: Menunjukkan Kemudahan dalam Syariat Islam
Salah satu hikmah sujud sahwi yang sangat indah adalah menunjukkan betapa mudah dan fleksibelnya syariat Islam. Agama ini tidak menuntut kesempurnaan mutlak dalam setiap ibadah, melainkan memberikan jalan keluar yang ringan bagi umat yang lupa atau khilaf. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah <2>: 286, “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” Ayat ini menjadi landasan mengapa sujud sahwi diperbolehkan dan disyariatkan.
Dengan adanya sujud sahwi, hikmah sujud sahwi menegaskan bahwa Islam adalah agama yang realistis dan penuh kasih sayang. Ia tidak mempersulit umatnya, tetapi memberikan solusi agar ibadah tetap sah dan diterima. Hal ini membuat umat Islam merasa tenteram, karena tahu bahwa Allah Maha Pengampun dan tidak menginginkan kesulitan bagi hamba-Nya.
Selain itu, hikmah sujud sahwi juga mengingatkan umat untuk tidak berlebihan dalam menilai kesalahan diri sendiri. Kadang, seseorang terlalu takut shalatnya tidak sah hanya karena lupa hal kecil. Padahal, Islam sudah memberikan solusi lembut melalui sujud sahwi. Inilah bentuk keseimbangan antara ketegasan hukum dan kelembutan kasih Allah.
Melalui pemahaman hikmah sujud sahwi, kita belajar bahwa kemudahan dalam agama bukan berarti meremehkan ibadah, melainkan memberi ruang bagi manusia untuk tumbuh dan belajar dalam proses spiritualnya. Islam mendidik umat agar tetap semangat beribadah, meskipun sesekali melakukan kesalahan.
5. Hikmah Sujud Sahwi: Pengingat Akan Keterbatasan Manusia
Setiap manusia pasti pernah lupa. Karena itu, hikmah sujud sahwi mengingatkan kita akan fitrah manusia yang lemah dan mudah lalai. Dalam konteks ibadah, kelalaian tersebut tidak menjadi dosa selama disertai niat tulus dan keinginan untuk memperbaikinya. Sujud sahwi menjadi bentuk pengakuan terhadap keterbatasan manusia, sekaligus jalan untuk kembali kepada kesempurnaan ibadah.
Melalui hikmah sujud sahwi, seorang muslim belajar menerima bahwa kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Tidak ada manusia yang terhindar dari lupa, tetapi Allah memberi cara agar kelalaian itu tidak membatalkan ibadah. Dengan begitu, umat Islam akan merasa lebih dekat kepada Allah, karena merasakan kasih sayang dan pengampunan-Nya.
Lebih dalam lagi, hikmah sujud sahwi menumbuhkan rasa syukur. Karena meski melakukan kesalahan, Allah masih memberi kesempatan untuk memperbaiki. Inilah pelajaran besar bagi setiap hamba agar selalu rendah hati, introspektif, dan tidak merasa suci. Kesadaran ini akan membawa seseorang menuju derajat keimanan yang lebih tinggi.
Dari berbagai penjelasan di atas, jelas bahwa hikmah sujud sahwi bukan hanya tentang tata cara dalam shalat, tetapi juga pendidikan rohani yang mendalam. Ia mengajarkan kesadaran, kerendahan hati, ketenangan, dan rasa syukur. Sujud sahwi menjadi simbol kasih sayang Allah SWT yang selalu membuka jalan perbaikan bagi hamba-Nya yang khilaf.
Bagi setiap muslim, memahami hikmah sujud sahwi akan membuat ibadah terasa lebih bermakna. Ia tidak lagi takut pada kesalahan kecil, karena tahu bahwa Allah Maha Pengampun. Namun pada saat yang sama, ia juga terdorong untuk lebih fokus dan khusyuk dalam setiap shalatnya. Sujud sahwi akhirnya menjadi jembatan antara kesalahan dan kesempurnaan, antara kelalaian dan kesadaran.
Semoga kita semua dapat memahami dan mengamalkan hikmah sujud sahwi dalam kehidupan sehari-hari, agar ibadah kita semakin sempurna dan diterima oleh Allah SWT.
ARTIKEL08/10/2025 | Humas
Hikmah Sedekah: Keberkahan Harta dan Ketenangan Hati
Sedekah adalah salah satu amalan mulia yang sangat dianjurkan dalam Islam. Dalam setiap ajaran Rasulullah, umat Islam diajak untuk gemar berbagi kepada sesama, baik dalam keadaan lapang maupun sempit. Hikmah sedekah bukan hanya membawa manfaat bagi orang yang menerima, tetapi juga memberi keberkahan luar biasa bagi yang memberi. Melalui sedekah, seorang muslim dapat merasakan ketenangan hati, kebahagiaan batin, serta dilapangkan rezekinya oleh Allah SWT.
Sedekah tidak terbatas pada harta benda, melainkan juga mencakup segala bentuk kebaikan. Senyum, ucapan baik, bahkan membantu orang lain pun termasuk sedekah. Karena itu, memahami hikmah sedekah akan menumbuhkan semangat dalam diri setiap muslim untuk terus menebar kebaikan di mana pun berada.
1. Hikmah Sedekah dalam Membersihkan Harta dan Jiwa
Salah satu hikmah sedekah yang utama adalah membersihkan harta dari sifat tamak dan keserakahan. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka.” (QS. At-Taubah <9>: 103)
Walau ayat tersebut berbicara tentang zakat, maknanya juga mencakup sedekah secara umum. Ketika seorang muslim menunaikan sedekah, sesungguhnya ia sedang mensucikan hartanya dari hak orang lain yang tersimpan di dalamnya. Dengan begitu, hikmah sedekah terasa nyata karena harta yang disedekahkan akan menjadi sumber keberkahan, bukan sumber kemudaratan.
Selain itu, hikmah sedekah juga tampak dalam pembersihan jiwa. Sedekah membantu seseorang melepaskan diri dari sifat cinta dunia yang berlebihan. Dalam banyak kasus, orang yang gemar bersedekah cenderung memiliki hati yang lembut dan mudah berempati terhadap penderitaan orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa sedekah tidak hanya berdampak secara sosial, tetapi juga spiritual.
Lebih jauh, hikmah sedekah juga menanamkan sifat syukur. Ketika seseorang memberi kepada yang membutuhkan, ia akan sadar bahwa nikmat yang dimilikinya adalah karunia Allah SWT. Kesadaran ini mendorongnya untuk tidak sombong, serta semakin mendekatkan diri kepada Sang Pemberi rezeki.
Dengan demikian, hikmah sedekah bukan hanya membersihkan harta, melainkan juga menjadi sarana penyucian hati dari penyakit-penyakit batin seperti iri, dengki, dan kikir. Orang yang rutin bersedekah akan merasakan ketenangan batin yang sulit dijelaskan dengan kata-kata, karena hatinya telah dipenuhi rasa ikhlas dan kasih sayang.
2. Hikmah Sedekah sebagai Pembuka Pintu Rezeki
Banyak orang mungkin beranggapan bahwa dengan bersedekah, harta akan berkurang. Namun dalam Islam, justru sebaliknya — hikmah sedekah adalah bertambahnya rezeki dan keberkahan hidup. Rasulullah bersabda:
“Sedekah tidak akan mengurangi harta.” (HR. Muslim)
Hadis ini menjadi bukti bahwa sedekah adalah investasi spiritual yang tidak akan merugikan. Allah SWT menjanjikan pengganti yang berlipat ganda bagi orang yang bersedekah. Dalam QS. Al-Baqarah <2>: 261 disebutkan bahwa:
“Perumpamaan orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir ada seratus biji...”
Dari ayat ini kita dapat memahami hikmah sedekah sebagai jalan memperluas pintu rezeki. Meskipun secara logika manusia sedekah tampak mengurangi kekayaan, tetapi dalam pandangan Allah, sedekah justru menjadi sebab bertambahnya keberkahan dan ketenteraman hidup.
Selain rezeki materi, hikmah sedekah juga bisa hadir dalam bentuk lain seperti kesehatan, keselamatan, dan ketenangan keluarga. Banyak kisah menunjukkan bahwa orang yang gemar bersedekah seringkali dijauhkan dari kesulitan hidup atau mendapatkan jalan keluar dari masalah yang tampaknya buntu.
Lebih dari itu, hikmah sedekah juga mengajarkan bahwa rezeki bukan semata hasil kerja keras, melainkan pemberian Allah SWT. Dengan demikian, sedekah menjadi bentuk pengakuan bahwa segala harta yang dimiliki hanyalah titipan, dan sebagian dari titipan itu harus dikembalikan untuk kemaslahatan sesama.
3. Hikmah Sedekah dalam Membangun Kepedulian Sosial
Hidup bermasyarakat tidak akan harmonis tanpa adanya kepedulian. Di sinilah hikmah sedekah memainkan peran besar. Sedekah menjadi sarana mempererat hubungan antarindividu, menghapus kesenjangan sosial, dan menumbuhkan solidaritas dalam komunitas muslim.
Ketika seseorang menunaikan sedekah kepada fakir miskin, yatim piatu, atau mereka yang membutuhkan, ia sesungguhnya sedang menegakkan nilai-nilai kemanusiaan yang diajarkan Islam. Hikmah sedekah tercermin dari rasa bahagia yang timbul pada penerima bantuan dan rasa lega yang dirasakan oleh pemberi.
Lebih dari sekadar memberi materi, hikmah sedekah juga menumbuhkan rasa empati yang mendalam. Seorang muslim yang terbiasa berbagi akan lebih mudah memahami penderitaan orang lain dan tidak menutup mata terhadap ketidakadilan sosial. Sedekah menjadikan seseorang peka terhadap lingkungan, sehingga terwujud masyarakat yang saling menolong dan menghormati.
Di sisi lain, hikmah sedekah juga berfungsi sebagai benteng terhadap sifat egois dan individualis. Dalam dunia modern yang serba cepat dan kompetitif, sedekah mengingatkan bahwa hidup tidak hanya tentang mengejar keuntungan pribadi, tetapi juga tentang memberi manfaat kepada sesama.
Dengan demikian, hikmah sedekah dapat memperkuat ikatan sosial, menumbuhkan semangat gotong royong, dan membangun masyarakat yang lebih adil serta penuh kasih sayang.
4. Hikmah Sedekah dalam Menghapus Dosa dan Menolak Bala
Rasulullah bersabda:
“Sedekah dapat memadamkan dosa sebagaimana air memadamkan api.” (HR. Tirmidzi)
Hadis ini menegaskan hikmah sedekah sebagai salah satu amalan yang mampu menghapus dosa dan menolak bala. Dalam kehidupan sehari-hari, tidak ada manusia yang luput dari kesalahan. Namun, dengan bersedekah secara ikhlas, dosa-dosa kecil dapat dihapuskan dan digantikan dengan pahala besar di sisi Allah.
Selain itu, hikmah sedekah juga melindungi dari berbagai musibah. Banyak ulama menuturkan bahwa sedekah memiliki kekuatan spiritual yang mampu menolak bencana, penyakit, dan kesulitan hidup. Karena itu, sebagian muslim menjadikan sedekah sebagai bentuk ikhtiar batin untuk memohon perlindungan Allah SWT.
Dalam konteks ini, hikmah sedekah tidak hanya berkaitan dengan dunia, tetapi juga akhirat. Orang yang gemar bersedekah akan mendapatkan naungan di hari kiamat, sebagaimana disebutkan dalam hadis tentang tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah pada hari tersebut — salah satunya adalah orang yang bersedekah dengan tangan kanan sementara tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberikan.
Hikmah sedekah juga melatih keikhlasan. Hanya orang yang ikhlas yang dapat memberi tanpa pamrih, berharap semata-mata pada ridha Allah SWT. Inilah bentuk tertinggi dari ibadah sosial dalam Islam, di mana pemberian menjadi jalan untuk membersihkan dosa dan mendapatkan ampunan.
5. Hikmah Sedekah sebagai Sumber Ketenangan Hati
Tidak diragukan lagi, hikmah sedekah yang paling terasa adalah ketenangan hati. Saat seseorang memberi, ia merasakan kebahagiaan batin yang tidak bisa dibeli dengan harta. Rasa lega dan syukur muncul karena ia telah menjadi perantara kebaikan bagi orang lain.
Dalam psikologi modern, memberi (giving) terbukti dapat meningkatkan hormon endorfin yang menimbulkan perasaan bahagia. Namun Islam telah lebih dulu mengajarkan hal ini melalui sedekah. Hikmah sedekah menjadikan hati lembut, pikiran jernih, dan hidup terasa bermakna.
Selain itu, orang yang rutin bersedekah biasanya memiliki pandangan hidup yang positif. Ia tidak mudah stres atau gelisah karena percaya bahwa rezekinya telah diatur Allah. Hikmah sedekah menumbuhkan rasa tawakal dan mengajarkan bahwa setiap kebaikan yang diberikan akan kembali dalam bentuk ketenangan jiwa dan keberkahan hidup.
Bahkan, hikmah sedekah juga dapat memperkuat hubungan keluarga. Ketika sebuah keluarga bersama-sama bersedekah, maka tercipta suasana rumah tangga yang penuh kasih, harmonis, dan jauh dari pertengkaran. Karena itu, sedekah tidak hanya mendatangkan ketenangan individu, tetapi juga kedamaian kolektif.
Akhirnya, hikmah sedekah mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati bukan berasal dari seberapa banyak kita memiliki, melainkan seberapa banyak kita memberi. Semakin banyak kita berbagi, semakin lapang hati dan hidup kita.
Dari seluruh penjelasan di atas, jelas bahwa hikmah sedekah mencakup aspek spiritual, sosial, dan psikologis. Sedekah bukan hanya amal kebajikan, tetapi juga sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, membersihkan harta dan jiwa, memperkuat kepedulian sosial, serta memperoleh ketenangan hati.
Dengan memahami hikmah sedekah, semoga setiap muslim semakin terdorong untuk gemar memberi, sekecil apa pun nilainya. Karena sesungguhnya, tidak ada pemberian yang sia-sia di sisi Allah. Sebagaimana firman-Nya:
“Apa saja harta yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya, dan Dia-lah sebaik-baik pemberi rezeki.” (QS. Saba’ <34>: 39)
ARTIKEL07/10/2025 | Humas
Program Zakat untuk Pendidikan, Kesehatan, dan Ekonomi dalam Pemberdayaan Umat
Zakat merupakan salah satu pilar utama dalam Islam yang memiliki dimensi sosial dan ekonomi sangat kuat. Selain menjadi bentuk ibadah vertikal kepada Allah SWT, zakat juga memiliki fungsi horizontal dalam membangun solidaritas sosial. Melalui zakat, umat Islam didorong untuk saling membantu, menolong yang lemah, serta menciptakan kesejahteraan bersama. Di era modern ini, pengelolaan zakat tidak hanya berfokus pada penyaluran konsumtif, tetapi juga diarahkan untuk program-program produktif yang mampu memberdayakan masyarakat secara berkelanjutan, terutama di bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.
Zakat untuk Pendidikan: Membangun Generasi Berilmu dan Berakhlak
Pendidikan menjadi kunci utama dalam memutus rantai kemiskinan. Banyak lembaga amil zakat kini mengembangkan program beasiswa, sekolah gratis, dan pelatihan keterampilan bagi anak-anak dari keluarga mustahik (penerima zakat). Melalui dana zakat, mereka mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengenyam pendidikan layak.
Program seperti beasiswa pendidikan, madrasah unggulan, hingga pelatihan literasi digital dan kewirausahaan bagi pelajar dan mahasiswa adalah bentuk nyata transformasi zakat di bidang pendidikan. Selain itu, sebagian lembaga zakat juga aktif membantu pengadaan sarana dan prasarana sekolah di daerah terpencil, membiayai guru honorer, hingga mendukung pendidikan non-formal berbasis pesantren dan tahfidz.
Dengan adanya zakat untuk pendidikan, anak-anak dari keluarga tidak mampu tidak hanya terbantu dalam hal biaya sekolah, tetapi juga mendapatkan bimbingan karakter, akhlak, dan spiritualitas. Hasilnya, lahirlah generasi muda berilmu, berdaya, dan berjiwa sosial tinggi—siap berkontribusi untuk umat dan bangsa.
Zakat untuk Kesehatan: Wujud Kasih Sayang dan Kepedulian Sosial
Bidang kesehatan juga menjadi perhatian penting dalam pengelolaan zakat. Tidak sedikit masyarakat kecil yang kesulitan mendapatkan layanan medis karena keterbatasan biaya. Melalui program zakat kesehatan, berbagai lembaga zakat menghadirkan layanan pengobatan gratis, bantuan biaya rumah sakit, penyediaan ambulans, hingga program gizi bagi ibu dan anak.
Contohnya, program Rumah Sehat Zakat atau Klinik Zakat telah membantu ribuan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan layak. Beberapa daerah juga menjalankan program dokter keliling dan layanan kesehatan berbasis masjid, yang tidak hanya mengobati penyakit fisik tetapi juga memberikan edukasi kesehatan dan pola hidup bersih.
Zakat kesehatan menjadi bukti bahwa dana umat ini mampu menyentuh aspek paling dasar dari kesejahteraan manusia. Dengan tubuh yang sehat, masyarakat memiliki energi dan semangat untuk bekerja, belajar, serta beribadah dengan optimal.
Zakat untuk Ekonomi: Mendorong Kemandirian dan Kesejahteraan Umat
Salah satu bentuk pemberdayaan umat paling strategis adalah di bidang ekonomi. Program zakat produktif telah banyak dilakukan dalam bentuk modal usaha mikro, pelatihan wirausaha, bantuan alat kerja, hingga pemberdayaan kelompok tani dan nelayan.
Melalui pendekatan ini, mustahik tidak hanya menerima bantuan sesaat, tetapi juga dibekali kemampuan untuk mandiri dan meningkatkan taraf hidupnya. Contohnya, program Desa Berzakat, Balai Ternak, atau UMKM Binaan Zakat telah melahirkan ribuan pelaku usaha kecil yang kini berubah status dari penerima zakat (mustahik) menjadi pemberi zakat (muzakki).
Pendekatan ekonomi produktif inilah yang menjadi ruh dari pemberdayaan zakat modern. Zakat bukan sekadar memberi, tetapi menggerakkan. Bukan hanya menolong, tapi menguatkan.
Sinergi dan Kolaborasi untuk Keberlanjutan Program Zakat
Agar program zakat di bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi berjalan optimal, diperlukan sinergi antara lembaga zakat, pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat. Kolaborasi ini memastikan setiap program tepat sasaran, berdaya guna, dan berkelanjutan.
Selain itu, transparansi dan akuntabilitas juga menjadi kunci dalam pengelolaan zakat. Kepercayaan masyarakat akan meningkat bila pengelolaan zakat dilakukan secara profesional, terbuka, dan terukur dampaknya.
Zakat adalah instrumen keadilan sosial yang luar biasa. Ketika dikelola dengan baik, ia mampu menjadi motor penggerak pemberdayaan umat—membangun generasi cerdas melalui pendidikan, menyehatkan masyarakat lewat layanan medis, dan menguatkan ekonomi rakyat kecil.
Dengan semangat kolaborasi dan profesionalisme, zakat dapat menjadi solusi nyata dalam mewujudkan masyarakat yang berdaya, mandiri, dan berkeadilan. Seperti pesan Rasulullah SAW, “Sesungguhnya zakat itu diambil dari orang kaya di antara mereka dan dikembalikan kepada orang miskin di antara mereka.”
Zakat bukan hanya kewajiban, tetapi jalan menuju keberkahan dan kemandirian umat.
Mari ikut ambil bagian dalam menghadirkan lebih banyak senyum dan harapan. Tunaikan zakat, infak, dan sedekah Anda melalui BAZNAS Kabupaten Trenggalek. Kini lebih mudah beramal, Anda dapat menyalurkan donasi melalui kami. Rekening zakat : Bank Jatim 0222111111 BSI 7999957581 BRI 017701016625532
Rekening infaq/sedekah : Bank Jatim 0222411114 BSI 7555557587 BRI 017701016626538 Layanan online : 0822 2821 9090 Setiap rupiah yang Anda titipkan akan disalurkan kepada yang berhak, menjadi jalan kebaikan dan keberkahan bersama. Bersama BAZNAS, kita hadirkan senyum dan harapan untuk sesama.
ARTIKEL02/10/2025 | Humas
Punya Lahan Pertanian Ternyata Wajib Dizakatkan, Begini Caranya
Dalam ajaran Islam, setiap harta yang Allah titipkan kepada manusia memiliki hak yang harus ditunaikan. Begitu juga dengan hasil pertanian, yang menjadi salah satu sumber rezeki utama bagi masyarakat muslim di banyak wilayah. Zakat pertanian merupakan kewajiban yang telah ditetapkan syariat bagi mereka yang memiliki hasil panen tertentu, sebagai bentuk penyucian harta sekaligus sarana untuk berbagi dengan sesama.Banyak kaum muslimin yang belum memahami detail aturan terkait zakat pertanian, mulai dari siapa yang wajib menunaikannya, berapa besarannya, hingga bagaimana cara membayarkannya. Padahal, memahami aturan ini penting agar harta yang kita miliki menjadi berkah dan bernilai ibadah di sisi Allah.Selain sebagai kewajiban, zakat pertanian juga memiliki hikmah sosial yang luar biasa. Ia membantu menciptakan keadilan ekonomi, memperkuat solidaritas umat, dan menolong fakir miskin yang membutuhkan. Dengan menunaikannya, para petani tidak hanya mendapatkan hasil duniawi, tetapi juga pahala ukhrawi yang besar.Oleh karena itu, penting bagi para petani muslim untuk mengetahui aturan dan tata cara zakat pertanian agar ibadahnya sah dan sesuai tuntunan syariat. Artikel ini akan membahas secara lengkap mulai dari dasar hukum, perhitungan, hingga manfaat zakat bagi petani maupun masyarakat luas.Mari kita pelajari bersama agar setiap hasil panen yang kita peroleh bukan hanya membawa keuntungan materi, tetapi juga keberkahan hidup.Dasar Hukum dan Ketentuan Zakat PertanianIslam tidak hanya mengatur ibadah ritual, tetapi juga aspek ekonomi dan sosial umat. Salah satunya melalui kewajiban zakat pertanian. Kewajiban ini ditegaskan dalam Al-Qur’an dan hadis Rasulullah. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:"Dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan dikeluarkan zakatnya)...” (QS. Al-An’am: 141).Ayat ini menjadi dasar bahwa setiap hasil panen wajib dizakati bila sudah mencapai syarat tertentu. Zakat pertanian berbeda dengan zakat mal biasa, karena objek zakatnya adalah hasil bumi berupa makanan pokok yang tahan lama, seperti padi, gandum, kurma, dan anggur.Ketentuan zakat ini juga dijelaskan Rasulullah dalam hadis: “Tanaman yang diairi dengan hujan dan mata air atau yang tumbuh karena akar sendiri, maka zakatnya sepersepuluh. Sedangkan yang diairi dengan tenaga manusia, zakatnya seperduapuluh.” (HR. Bukhari-Muslim). Hadis ini menjelaskan bahwa kadar zakat pertanian ditentukan oleh cara pengairannya.Syarat utama wajibnya zakat pertanian adalah: (1) hasil panen berasal dari tanaman yang menjadi makanan pokok, (2) hasil panen mencapai nisab, yaitu 653 kg gabah atau setara 520 kg beras, (3) panen sudah terjadi, dan (4) pemilik hasil adalah seorang muslim yang merdeka. Jika syarat ini terpenuhi, maka zakat wajib ditunaikan.Dengan demikian, zakat pertanian tidak sekadar amalan sunnah, melainkan kewajiban yang jelas diatur dalam syariat. Menunda atau mengabaikannya berarti mengabaikan hak fakir miskin dan menutup pintu keberkahan dari Allah.Bagi seorang muslim, memahami dasar hukum ini menjadi langkah pertama agar bisa menunaikan zakat pertanian dengan benar dan ikhlas.Cara Menghitung Zakat PertanianSetelah mengetahui dasar hukum dan syaratnya, langkah berikutnya adalah memahami bagaimana cara menghitung zakat pertanian. Perhitungan zakat ini berbeda dengan zakat harta lainnya, karena dikeluarkan setiap kali panen, bukan tahunan.Pertama, pastikan hasil panen mencapai nisab. Jika hasil panen padi, maka nisabnya setara dengan 653 kg gabah atau 520 kg beras. Jika hasilnya di bawah nisab, maka tidak wajib zakat. Namun, bila mencapai atau melebihinya, maka zakat harus segera ditunaikan.Kedua, tentukan cara pengairan lahan. Jika lahan pertanian diairi secara alami dengan hujan atau sungai, maka zakatnya sebesar 10 persen dari hasil panen. Jika diairi dengan irigasi atau tenaga manusia (misalnya menggunakan pompa air dengan biaya tambahan), maka zakatnya sebesar 5 persen. Perbedaan ini menunjukkan keadilan syariat dalam mempertimbangkan beban petani.Contohnya, seorang petani menghasilkan panen 2 ton padi yang diairi dengan hujan. Maka zakatnya adalah 10 persen dari 2.000 kg, yaitu 200 kg beras. Jika panen yang sama dihasilkan dari lahan yang diairi dengan pompa diesel, maka zakatnya hanya 5 persen, yaitu 100 kg beras.Ketiga, zakat bisa ditunaikan dalam bentuk hasil panen atau dalam bentuk uang senilai hasil panen. Jika lebih bermanfaat, petani dapat memberikan zakat berupa beras agar langsung dimanfaatkan oleh mustahik. Namun, jika diserahkan dalam bentuk uang, lembaga amil zakat dapat menyalurkannya untuk kebutuhan lebih luas.Dengan perhitungan yang jelas ini, setiap petani muslim bisa menunaikan zakat pertanian dengan benar. Perhitungan sederhana ini juga membantu menjaga agar tidak ada yang terlewat atau berlebihan dalam menunaikan kewajiban.Hikmah dan Manfaat Zakat PertanianMenunaikan zakat pertanian bukan hanya soal kewajiban, tetapi juga memiliki banyak hikmah dan manfaat, baik bagi yang menunaikan maupun bagi masyarakat. Hikmah pertama adalah membersihkan harta. Dengan menunaikan zakat, hasil pertanian yang kita miliki menjadi bersih dari hak orang lain dan mendatangkan keberkahan.Kedua, zakat pertanian mengajarkan kepedulian sosial. Setiap panen yang melimpah tidak hanya dinikmati oleh petani, tetapi juga dirasakan oleh fakir miskin, anak yatim, dan masyarakat yang membutuhkan. Hal ini memperkuat rasa solidaritas dan persaudaraan di antara umat Islam.Ketiga, manfaat zakat juga terasa dalam bidang ekonomi. Dengan adanya distribusi zakat, perputaran hasil pertanian tidak hanya berputar di kalangan pemilik lahan, tetapi juga membantu masyarakat kecil yang lemah secara finansial. Ini membantu mengurangi kesenjangan sosial.Keempat, zakat pertanian mendorong para petani untuk lebih produktif. Dengan adanya kewajiban zakat, petani didorong untuk terus mengoptimalkan hasil panen, karena mereka yakin bahwa semakin besar hasilnya, semakin banyak pula peluang untuk beramal.Kelima, zakat juga menjadi doa yang nyata. Petani yang menunaikan zakat yakin bahwa Allah akan mengganti dengan rezeki yang lebih baik. Sebagaimana janji Allah dalam Al-Qur’an: “Dan apa saja yang kamu infakkan, maka Allah akan menggantinya...” (QS. Saba’: 39).Dari sisi spiritual hingga sosial-ekonomi, zakat pertanian menghadirkan banyak manfaat yang membuat hidup petani lebih sejahtera dan penuh keberkahan.Menunaikan Zakat Pertanian untuk Keberkahan HidupDari pembahasan di atas, kita memahami bahwa zakat pertanian adalah kewajiban yang harus ditunaikan setiap kali panen bagi mereka yang telah memenuhi syarat. Dengan menunaikannya, seorang muslim tidak hanya menyucikan hartanya, tetapi juga membuka pintu keberkahan dari Allah SWT.Petani muslim sebaiknya tidak menganggap zakat sebagai beban, tetapi sebagai investasi akhirat. Justru dengan menunaikan zakat, Allah akan melipatgandakan rezeki dan menjaga hasil panen dari kerugian. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 261 tentang pahala berlipat ganda bagi orang yang berinfak.Dalam konteks sosial, zakat pertanian mampu mengurangi kesenjangan, menolong fakir miskin, serta memperkuat rasa persaudaraan antarumat Islam. Inilah wujud nyata dari keadilan sosial yang dibangun Islam melalui zakat.Maka dari itu, marilah kita sebagai umat Islam yang memiliki lahan dan hasil pertanian, menunaikan zakat dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. Jangan sampai hasil panen yang melimpah justru menghalangi kita dari keberkahan karena lalai menunaikan kewajiban.Akhirnya, dengan menunaikan zakat pertanian, petani bukan hanya mendapat keuntungan dunia, tetapi juga kebahagiaan akhirat. Zakat menjadikan rezeki yang halal semakin berkah dan bermanfaat untuk semua.
Mari ikut ambil bagian dalam menghadirkan lebih banyak senyum dan harapan. Tunaikan zakat, infak, dan sedekah Anda melalui BAZNAS Kabupaten Trenggalek
ARTIKEL01/10/2025 | Humas
Kejar Berkah, Di Hari Jum'at Dengan Sedekah
Hari Jum’at dikenal sebagai sayyidul ayyam — pemimpin dari segala hari. Sebuah hari yang dipenuhi dengan keutamaan, keberkahan, dan limpahan rahmat dari Allah SWT. Di hari yang agung ini, setiap amal kebaikan dilipatgandakan pahalanya, termasuk amalan yang sangat dicintai oleh Allah: sedekah.Rasulullah ? bersabda:
"Sedekah pada hari itu (Jum’at) lebih utama dibanding hari-hari lainnya." (HR. Ibnu Khuzaimah)
Hadits ini menjadi pengingat bahwa bersedekah di hari Jumat bukan sekadar memberi, tetapi juga bentuk upaya menjemput keberkahan hidup. Setiap rupiah yang dikeluarkan dengan niat tulus, akan menjadi cahaya harapan bagi mereka yang membutuhkan dan menjadi sebab turunnya rahmat Allah bagi pemberinya.
Hari Jumat adalah momentum terbaik untuk: ? Membersihkan harta dan jiwa dari sifat kikir ? Melatih empati dan kepedulian sosial ? Membuka pintu rezeki dari arah yang tak disangka ? Mendapat doa kebaikan dari mereka yang terbantu
Maka jangan biarkan hari Jumat berlalu tanpa amal terbaikmu. Jadikan sedekah sebagai rutinitas cinta yang menguatkan ikatanmu dengan Allah dan sesama manusia.
Kini, bersedekah semakin mudah dan cepat. Kamu bisa menyalurkan sedekah terbaikmu melalui rekening resmi BAZNAS Kabupaten Trenggalek:
???? Bank Jatim: 0222411114 ???? BSI: 7555557587 ???? Bank BRI: 017701016626538 a.n. BAZNAS Trenggalek
???? Setelah transfer, konfirmasi ke nomor 0822 2821 9090
Mari bersama kejar berkah di hari penuh rahmat ini. Karena satu sedekah kecil di hari Jumat, bisa menjadi awal perubahan besar bagi hidup seseorang.
ARTIKEL26/09/2025 | Humas
Sambut Pekan Baru dengan Semangat Kebaikan
Hari Senin sering kali dianggap sebagai hari yang berat. Banyak orang menyebutnya dengan “Monday Blues”, seakan Senin identik dengan rasa malas dan penuh beban. Padahal, dalam pandangan Islam, Senin adalah hari penuh keberkahan. Rasulullah ? lahir pada hari Senin, diangkat menjadi Nabi pada hari Senin, bahkan amal-amal manusia juga dilaporkan kepada Allah setiap hari Senin dan Kamis. Maka, sudah sepantasnya kita memandang Senin bukan sebagai hari yang suram, melainkan hari istimewa yang penuh kesempatan.
Memulai pekan dengan semangat kebaikan berarti mengisi hari-hari kita dengan hal-hal positif. Senyum sederhana, tutur kata lembut, menolong sesama, hingga mendoakan kebaikan orang lain adalah amalan ringan yang bernilai besar di sisi Allah. Kebaikan sekecil apa pun bisa menjadi energi baru, tidak hanya untuk diri kita sendiri, tetapi juga bagi orang-orang di sekitar kita.
Lebih dari itu, salah satu amalan yang sangat dianjurkan untuk menyempurnakan kebaikan di awal pekan adalah bersedekah. Sedekah tidak akan mengurangi harta, justru menambah keberkahan dan membuka pintu rezeki. Dengan bersedekah, kita membantu meringankan beban saudara-saudara yang membutuhkan, sekaligus membersihkan hati dan harta kita.
Mari kita jadikan hari Senin sebagai awal pekan yang penuh cahaya. Awali dengan niat baik, tebarkan kebaikan di setiap langkah, dan sempurnakan dengan sedekah yang ikhlas. InsyaAllah, pekan ini akan berjalan lebih indah, lebih berkah, dan lebih bermakna.
Mari sempurnakan kebaikan hari ini dengan bersedekah : Bank Jatim 0222411114 BSI 7555557587 BRI 017701016626538 Layanan online : ?? 0822 2821 9090 ???? [email protected] ???? kabtrenggalek.baznas.go.id Cahaya Zakat, Keajaiban Bagi Muzaki dan Mustahik
ARTIKEL22/09/2025 | Humas
Senin: Bukan untuk Dibenci, tapi Diteladani
Hari Senin sering kali dianggap sebagai momok. Setelah dua hari beristirahat penuh, kita harus kembali berhadapan dengan rutinitas pekerjaan atau sekolah yang padat. Keluhan "I hate Monday" atau "Monday blues" seolah menjadi fenomena global yang sulit dihindari. Namun, tahukah Anda bahwa dalam Islam, hari Senin adalah hari yang penuh keberkahan dan kemuliaan? Alih-alih membencinya, kita justru diutus untuk meneladani dan merayakannya.
Hari Lahirnya Cahaya Dunia
Alasan paling mulia untuk mencintai hari Senin adalah karena hari ini adalah hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Rasulullah sendiri mengakui dan mengagungkan hari kelahirannya. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, ketika beliau ditanya tentang puasa di hari Senin, beliau menjawab:
"Itu adalah hari kelahiranku, hari aku diutus, dan hari diturunkannya wahyu kepadaku." (HR. Muslim)
Penegasan ini menunjukkan bahwa hari Senin adalah hari istimewa yang menjadi saksi awal mula penyebaran Islam. Jika Rasulullah saja memuliakannya, mengapa kita justru membencinya?
Amalan dan Teladan di Hari Senin
Memuliakan hari Senin tidak hanya sekadar mengubah sudut pandang, tetapi juga meneladani amalan-amalan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Salah satu amalan yang paling dianjurkan adalah puasa sunnah Senin dan Kamis. Puasa ini menjadi bentuk syukur atas nikmat terbesar yang Allah berikan, yaitu kelahiran Rasulullah SAW sebagai pembawa rahmat bagi seluruh alam.
Selain puasa, ada beberapa hal lain yang bisa kita lakukan untuk meneladani Rasulullah di hari Senin:
Membaca selawat: Perbanyaklah membaca selawat sebagai wujud cinta dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW.
Mencari ilmu: Rasulullah adalah teladan dalam menuntut ilmu. Manfaatkan hari Senin untuk belajar hal baru, baik itu ilmu agama maupun ilmu pengetahuan umum.
Memulai pekerjaan dengan semangat: Jangan biarkan rasa malas menguasai diri. Mulailah pekan dengan niat baik dan semangat untuk beribadah melalui pekerjaan kita.
Berbuat kebaikan: Rasulullah adalah pribadi yang paling dermawan. Jadikan hari Senin sebagai hari untuk memperbanyak sedekah atau membantu orang lain.
Mengubah Paradigma: Dari Momok Menjadi Motivasi
Membenci hari Senin hanya akan menambah beban mental dan membuat kita tidak produktif. Dengan mengubah paradigma dan memandang hari Senin sebagai hari yang mulia, kita akan menemukan energi positif untuk menjalani seluruh aktivitas. Setiap hari Senin, kita bisa membayangkan bahwa kita sedang menyambut hari kelahiran sosok agung yang menjadi suri tauladan bagi seluruh umat manusia.
Jadi, mari kita hentikan kebiasaan mengeluh tentang hari Senin. Mari kita jadikan hari ini sebagai momentum untuk meneladani Rasulullah SAW dan memulai pekan dengan penuh keberkahan.
ARTIKEL15/09/2025 | Humas
Sedekah Jumat: Membiasakan Diri Berbagi di Hari yang Penuh Keberkahan
Hari Jumat adalah hari istimewa bagi umat Islam. Dalam banyak hadis disebutkan bahwa Jumat adalah penghulu segala hari, penuh dengan keutamaan, dan menjadi momentum bagi hamba untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Salah satu amalan yang dianjurkan di hari Jumat adalah bersedekah.
Keutamaan Sedekah Jumat
Sedekah di hari apa pun sangat mulia, namun ketika dilakukan di hari Jumat, pahalanya berlipat ganda. Rasulullah SAW bersabda:
"Sebaik-baik hari di mana matahari terbit adalah hari Jumat." (HR. Muslim)
Para ulama menjelaskan bahwa kebaikan yang dilakukan di hari Jumat memiliki nilai yang lebih, karena bertepatan dengan waktu mustajab doa dan hari berkumpulnya kaum Muslimin dalam ibadah Jumat.
Mengapa Harus Sedekah di Hari Jumat?
Hari Penuh Keberkahan – Jumat adalah hari istimewa yang Allah muliakan, sehingga setiap amal saleh di dalamnya memiliki nilai tambahan.
Menghidupkan Sunnah Berbagi – Rasulullah SAW dikenal sebagai sosok yang dermawan, dan di hari Jumat beliau semakin memperbanyak kebaikan.
Membantu Sesama – Sedekah Jumat bisa menjadi jalan untuk meringankan beban saudara kita yang membutuhkan, mulai dari fakir miskin, anak yatim, hingga pembangunan fasilitas umum.
Menyucikan Harta dan Jiwa – Dengan sedekah, harta kita lebih berkah, jiwa lebih tenang, dan hidup lebih lapang.
Bentuk Sedekah Jumat
Sedekah tidak harus berupa uang dalam jumlah besar. Rasulullah SAW bersabda: "Selamatkanlah dirimu dari api neraka walau dengan separuh kurma." (HR. Bukhari dan Muslim)
Artinya, sedekah sekecil apa pun tetap bernilai di sisi Allah. Beberapa bentuk sedekah Jumat yang bisa dilakukan antara lain:
Memberikan uang kepada fakir miskin atau anak yatim.
Membagikan makanan atau minuman kepada jamaah masjid.
Menyisihkan sebagian gaji atau hasil usaha untuk kotak infak masjid.
Menyediakan kebutuhan orang lain, seperti sembako, pakaian, atau perlengkapan ibadah.
Sedekah Jumat, Kecil tapi Konsisten
Yang terpenting dari sedekah bukanlah jumlahnya, tetapi keikhlasan dan konsistensinya. Dengan membiasakan sedekah setiap Jumat, kita melatih diri untuk selalu peduli dan menjadikan berbagi sebagai gaya hidup.
Allah SWT berjanji dalam Al-Qur’an: "Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir terdapat seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 261)
#SahabatBAZNAS bisa menyalurkan Sedekah melalui BAZNAS Trenggalek, via transfer ke rekening a.n. BAZNAS Trenggalek:
Rekening infaq/sedekah :
Bank Jatim 0222411114
BSI 7555557587
BRI 017701016626538
Layanan online :
?? 0822 2821 9090
???? [email protected]
???? kabtrenggalek.baznas.go.id
Cahaya Zakat, Keajaiban Bagi Muzaki dan Mustahik
ARTIKEL12/09/2025 | Humas

Info Rekening Zakat
Mari tunaikan zakat Anda dengan mentransfer ke rekening zakat.
BAZNAS
Info Rekening Zakat